Suara.com - Sebuah laporan dari aktivis kemanusiaan yang bersembunyi di Raqqa, Suriah, kota yang kini di bawah kendali Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyebutkan kalau sebagian besar anggota Brigade Al Khansaa, kebanyakan terdiri dari perempuan warga Inggris.
Brigade Al Khansaa dikenal sebagai kelompok tentara perempuan ISIS yang mengontrol penerapan hukum Syariah di wilayah yang dikuasai ISIS.
Seperti dilansir dari Dailystar, Sabtu (28/3/2015), mereka dibayar sebesar 1.000 Poundsterling atau sekitar Rp17 juta per bulan.
Laporan itu bahkan membuat propaganda yang menyebut kalau para perempuan Inggris itu sebagai pelacur dan pengantin para anggota lelaki ISIS.
“Kebanyakan, mayoritas adalah perempuan Inggris, untungnya mereka perempuan-perempuan dengan reputasi buruk,” kata seorang aktivis yang tidak disebutkan namanya itu.
Para anggota ISIS perempuan, khusus yang dari Inggris, dibolehkan menyertir dan mendapatkan apartemen khusus.
Salah satu perempuan yang bertugas dan kini menjadi komandan di Brigade Al KHansaa dulunya pernah terekam bekerja di tempat pelacuran Inggris.