Suara.com - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri bersama tim Polda Jatim menangkap satu lagi terduga anggota gerakan radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Tulungagung.
"Benar, jam 09.00 WIB, Densus bersama kami menangkap terduga teroris di Tulungagung, yakni RS," kata Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf di Surabaya, Jumat (27/3/2015).
Didampingi Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono, dia menjelaskan RS memiliki kaitan dengan tiga terduga teroris yang ditangkap di Malang, Rabu (25/3/2015).
"RS ikut pelatihan ISIS di Syiria selama satu bulan, jadi dia ada kaitan dengan kelompok Malang, karena itu tim Densus mengamankan sejumlah dokumen dia," katanya.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tidak menerima ajakan jihad ke Syiria, karena banyak jihad yang bisa dilakukan di Indonesia, di antaranya kemiskinan.
"Apalagi, mereka dikenal masyarakat setempat sebagai warga biasa, karena itu masyarakat harus mengamati keberagamaan seseorang, sebab agama apapun mengajarkan kesejukan dan kedamaian, bukan kekerasan," katanya.
Sebelumnya tiga terduga anggota ISIS ditangkap di Malang, yakni Abdul Hakim, Helmi Muhammad Alamudi dan Ahmad Junaedi.
Secara terpisah, pakar terorisme UIN Sunan Ampel Surabaya Prof Dr Akhmad Muzakki menegaskan bahwa ada dua sumber jaringan teroris di Indonesia.
"Kelompok yang frustasi dengan keadaan (kelompok hopeless) dan kelompok yang mengalami migrasi Indonesia-Malaysia (kelompok TKI), karena itu ada tiga tipe kelompok radikal di Indonesia," katanya.
Menurut Muzakki yang juga Sekretaris PWNU Jatim itu, tiga tipe dimaksud adalah genealogi, ideologi patronase, dan ideologi etnis.