Kopilot yang Tabrakkan Germanwings Pernah Dirawat Psikiater

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 27 Maret 2015 | 15:03 WIB
Kopilot yang Tabrakkan Germanwings Pernah Dirawat Psikiater
Tampilan depan akun Facebook Andreas Lubitz, kopilot yang diduga sengaja tabrakkan pesawat Germanwings ke gunung (Reuters).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kopilot yang diduga kuat dengan sengaja menabrakan pesawat Germanwings ke pegunungan Alpen, Prancis pekan ini rupanya pernah mengalami gangguan kejiwaan serius, demikian dikabarkan tabloid German, Bild, Jumat (27/3/2015).

Seperti yang diberitakan sebelumnya pesawat Airbus A320 milik Germanwings jatuh menghunjam pegununga Alpen pada Rabu (25/3/2015). Berdasarkan penyelidikan kejaksaan Prancis, kopilot Andreas Lubitz (27) yang berkewarganegaraan Jerman diduga sengaja menabrakan pesawat itu ke pegunungan Alpen. Sebanyak 150 orang, termasuk Lubitz tewas dalam peristiwa itu.

Lubitz diduga berada sendirian di dalam kokpit ketika peristiwa itu terjadi. Ia mengunci pintu kopilot dan tak mengizinkan kapten pilot masuk ke dalam ruang kemudi pesawat.

Bild, yang mengutip dokumen internal dan mewawancarai sumber di Lufthansa, perusahaan yang menaungi Germanwings, menulis bahwa Lubitz pernah selama satu setengah tahun dirawat oleh psikiater. Lubitz disebut pernah mengalami "episode depresi serius" yang menyebabkan dia diharus dirawat.

Adapun CEO Lufthansa, Carsten Spohr, dalam sebuah konferensi pers Kamis (26/3/2015), mengatakan bahwa Lubitz pernah mengambil cuti saat sedang mengikuti pelatihan sekitar enam tahun lalu. Spohr tak menjelaskan penyebab cuti dan mengklaim bahwa Lubitz lulus sebuah ujian sebelum bekerja menerbangkan pesawat.

"Enam tahun lalu, ada interupsi cukup lama dalam program latihannya. Setelah itu, dia melanjutkan lagi program latihan. Ia lulus semua tes dan pemeriksaaan. Kemampuan terbangnya tak tercela," kata Spohr.

Adapun dokumen yang diperoleh Bild akan diperiksa oleh pemerintah Prancis dan kini sedang diteliti oleh pihak Jerman. Juru bicara Lufthansa menolak mengomentari laporan tersebut. (Reuters)

REKOMENDASI

TERKINI