Suara.com - Tim penyidik kecelakaan pesawat Germanwings 9525 kini dihadapkan pada pekerjaan pelik untuk mencari penyebab jatuhnya pesawat Airbus A320 di Pegunungan Alpen, Selasa (24/3/2015). Para penyidik bekerja keras di sejumlah laboratorium di tepian Kota Paris, Prancis, untuk menguak misteri tragedi yang merenggut 150 nyawa penumpang dan kru itu.
Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Germanwings sudah tiba di kantor biro penyidik kecelakaan Bureau d'Enquete d'Accidents (BEA) pada hari Rabu (25/3/2015), tempat digelarnya penyelidikan. CVR adalah rekaman percakapan kokpit pesawat, satu dari dua "black box" Germanwings.
Direktur BEA Remi Jouty mengatakan, data suara yang berisi rekaman percakapan kokpit telah berhasil diunduh. Menurut Jouty, data tersebut dalam keadaan bisa digunakan untuk penyelidikan. Namun, Jouty belum dapat mengkonfirmasi kabar soal sudah ditemukannya Flight Data Recorder (FDR) alias perekam data penerbangan.
Tabung "black box", yang sesungguhnya berwarna oranye itu, dirancang sedemikian rupa untuk menahan 3.400 kali kekuatan gravitasi pada tabrakan. "Black box" juga mampu bertahan di bawah tekanan serta suhu ekstrem.
Dalam foto resmi yang beredar di kalangan media, "black box" Germanwings terlihat bengkok dan rusak parah. Namun, penutup berbentuk silinder masih dalam keadaan utuh.
Menurut para penyidik, membuka "black box" ini lebih mudah ketimbang membuka "black box" pesawat Air France yang terendam di dasar Samudera Atlantik selama dua tahun sejak burung besi itu jatuh pada tahun 2009. Saat itu, para penyidik harus terlebih dahulu memanaskannya dalam oven.
Pesawat Germanwings jatuh pada hari Selasa (24/3/2015). Seluruh penumpang dan kru yang berjumlah 150 orang diyakini meninggal dunia. (Reuters)