Suara.com - Kepolisian Daerah (Polda) Aceh mengerahkan ratusan personel gabungan untuk memburu pelaku penembakan dua anggota TNI yang tewas di Aceh Utara.
Ratusan polisi itu disebar ke sejumlah titik di kawasan Kecamatan Nisam Antara, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh sejak kemarin.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Aceh, AKBP T Saladin, mengatakan jumlah personel yang diturunkan untuk menyisir lokasi yakni sebanyak 135 orang. P
Para personel juga dibantu oleh dua Satuan Setingkat Kompi (SSK), dua Satuan Setingkat Peleton (SST) dan 40 personel Anoa bersenjata lengkap.
"Ada sekitar 135 polisi yang dipimpin langsung oleh Kapolres Lhokseumawe Cahyo Hutomo terus melakukan tindakan-tindakan untuk memburu kelompok tersebut," ujar Saladin saat dihubungi suara.com, Kamis (26/3/2015).
Menurutnya, kepolisian belum berhasil memngungkap motiv dari kejadian tersebut. Penanganan kasus ini, kata dia, masih dalam tahap pengembangan memburu para pelaku.
"Motivnya masih kita dalami, kita lakukan dulu proses pencarian kelompok bersenjata ini. Setelah kita tangkap baru kemudian kita ketahui seperti apa," katanya.
Seperti diketahui, dua anggota unit intelijen yang bertugas di Kodim 0103 Aceh Utara, ditemukan meninggal dunia setelah diculik sekelompok orang bersenjata yang belum terindetifikasi.
Dua anggota TNI, yaitu Serda Indra Irawan dan Sertu Hendrianto, diculik sekembali dari rumah Mukim Daud di Desa Alue Papeun, Dusun Aluembang, Kecamatan Nisam Antara, Senin (23/3/2015) sore sekitar pukul 18.00 WIB.
Selasa (24/3/2015) pagi sekitar pukul 08.30, aparat polisi yang diterjunkan ke lokasi kejadian, menemukannya keduanya di Desa Bila, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, dalam kondisi sudah tewas tertembak.
Hasil penyelidikan di lokasi penemuan jenazah di Desa Batee Pila, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, ditemukan 15 selongsong peluru. Sebanyak 12 selongsong dari senjata jenis AK-47, dan tiga selongsong dari senjata jenis M-16. (Alfiansyah Ocxie)