Suara.com - Tim penyidik asal Prancis, hari Rabu (25/3/2015), akan menyisir lokasi jatuhnya pesawat Germanwings di Pegunungan Alpen guna mencari petunjuk untuk menentukan penyebab terjadinya kecelakaan.
Pesawat Airbus A320 yang dioperasikan Germanwings, maskapai penyedia layanan penerbangan berbiaya murah milik Lufthansa jatuh pada Selasa (24/3/2015) dalam penerbangan dari Barcelona menuju Duesseldorf.
Tidak ada sinyal darurat yang diterima dari pesawat, namun Pemerintah Prancis mengatakan, satu dari dua "black box" pesawat telah ditemukan di lokasi yang terletak pada ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut.
Seorang sumber yang diwawancarai Reuters mengatakan, "black box" yang ditemukan adalah perekam suara kokpit. Tim penyidik masih akan mencari satu "black box" lainnya yang berisi rekaman data penerbangan.
Penyidik dari badan penerbangan sipil Prancis, Bureau d'Enquetes et d'Analyses (BEA) dijadwalkan akan memberikan keterangan pers pada Rabu sore.
Amerika Serikat, melalui pejabat Gedung Putih, mengatakan bahwa kecelakaan itu bukan disebabkan oleh serangan teroris. Lufthansa menyatakan, pihaknya masih mendasarkan penyelidikan pada asumsi bahwa tragedi tersebut murni kecelakaan.
Presiden Prancis Francois Hollande akan mengunjungi lokasi kecelakaan yang berjarak 100 km dari Kota Rivera, Prancis pada Rabu. Hollande akan ditemani Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy.
Menurut Germanwings, pesawat itu membawa 67 warga negara Jerman, sementara wakil perdana menteri Spanyol mengatakan 45 penumpang memiliki nama keluarga Spanyol. Seorang warga Belgia, dan dua warga Australia juga ada di dalam pesawat itu, sementara Kementerian Luar Negeri RI belum dapat memastikan ada tidaknya WNI di atas Germanwings.
Di antara warga Jerman yang ada di atas pesawat, ada pula 16 pelajar dan dua guru sekolah menengah atas asal Kota Haltern am See. Mereka dalam perjalanan pulang usai mengikuti program pertukaran pelajar di Linars del Valles, dekat Barcelona, Spanyol. (Reuters)
Tragedi jatuhnya pesawat Germanwings menyisakan duka bagi siswa dan guru sebuah sekolah menengah atas di Kota Haltern am See, Jerman. Sedikitnya 16 rekan dan dua guru mereka berada di atas pesawat Airbus A320 rute Barcelona-Duesseldorf yang jatuh di Pegunungan Alpen, hari Selasa (24/3/2015).
Para siswa kelas 10 sekolah menengah atas Joseph-Koenig-Gymnasium menaiki pesawat nahas itu untuk pulang ke Jerman, usai menjalani program pertukaran pelajar di Institut Giola di Llinars del Valles, Spanyol selama sepekan. Itu adalah kunjungan balasan setelah bulan Desember lalu, 12 pelajar Spanyol menghabiskan waktu sepekan di sekolah mereka.
"Itu adalah program pertukaran bahasa Spanyol dan mereka sedang dalam perjalanan pulang setelah menjalani masa-masa yang mungkin paling indah dalam hidup mereka," kata Menteri Pendidikan Negara Bagian North Rhine Westphalia, Sylvia Loehmann.
"Ini sangat tragis, amat menyedihkan, amat tak terduga," katanya lagi.
Sebagian besar pelajar yang jadi korban tewas di pesawat berusia 15 tahun.
Pesawat yang dioperasikan maskapai Lufthansa jatuh di Pegunungan Alpen dan menewaskan 150 penumpang dan krunya. Germanwings mengkonfirmasi bahwa pesawat nahas itu membawa 144 penumpang dan enam kru.
Wali Kota Haltern am See Bodo Klimpel mengatakan, ketika mendengar kabar soal hilangnya pesawat tujuan Barcelona, para pelajar mulai sibuk mencari informasi.
"Dan ketika pesawat tersebut tidak mendarat dan mereka tidak bisa menghubungi rekan-rekan dan teman sekelas mereka dengan ponsel, saat itulah mereka menduga hal terburuk telah terjadi," kata Bodo Klimpel sembari menahan air mata di sebuah konferensi pers.
"Para siswa diinformasikan bahwa ada petunjuk yang cukup untuk menyimpulkan bahwa pesawat tidak mendarat di Duesseldorf," kata Klimpel.
Para pelajar dipulangkan, namun di sore hari mereka kembali ke sekolah sambil membawa lilin guna menggelar acara perkabungan di kota yang terletak di bagian utara Kota Dortmund dan Gelsenkirchen. Kota tersebut juga dikenal sebagai kota kelahiran bintang sepak bola Jerman, Benedikt Hoewedes. (Reuters)