Suara.com - Michael Jordan dan Nike adalah dua nama yang tak terpisahkan. Sepatu Air Jordan keluaran Nike merupakan salah satu merek sepatu paling sukses sepanjang sejarah, hingga saat ini.
Tapi, tak dinyana kisah sukses Nike dan Jordan tak lepas dari kesalahan yang dibuat Adidas, produsen sepatu asal Jerman pesaing Nike.
Sejatinya, Jordan adalah seorang penggemar sepatu Adidas. Bahkan pebasket yang menjelma menjadi legenda itu terang-terangan mengungkap keinginannya memakai sepatu Adidas selepas masa kuliah dan bergabung dengan NBA.
Memang, selama bermain memperkuat Universitas North Carolina, Jordan memakai Converse, namun memakai Adidas adalah impiannya.
Selama ini muncul beberapa alasan yang menjelaskan mengapa Adidas gagal mendapatkan tanda tangan Jordan, yang secara langsung membantu Nike mendominasi pasar apparel selama lebih dari tiga dekade ini.
Dalam buku "Michael Jordan: The Life", penulis Roland Lazenby memaparkan bahwa Adidas tak mampu menandingi kontrak lima tahun senilai 2,5 juta yang ditawarkan Nike.
"Dia (Jordan) belum tampil sebagai pemain pro ketika itu. Jordan tak menyukai warna merah dan hitam, dia menyebutnya warna setan. Ibunya harus meyakinkannya untuk menerima tawaran Nike. Adidas tak bisa menyamai tawaran tersebut," kata Lazenby.
Itu kata Lazenby, namun ada fakta baru yang terungkap dalam artikel di Wall Street Journal, awal pekan ini, berkata lain.
"Perwakilan Adidas ingin menggaet Jordan. Tapi, bos-bos Adidas di Jerman menolak karena lebih memilih pemain jangkung," bunyi artikel tersebut.
Ya, Jordan yang saat itu berpostur 198cm dianggap Adidas tak cukup tinggi. Tak dimungkiri lagi, inilah kesalahan terbedar Adidas.