Suara.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (Jatim) menilai, adanya warga negara Indonesia (WNI) yang bergabung dengan ISIS bukanlah bentuk kegagalan ulama dalam memberikan pemahaman tentang agama Islam.
Ketua MUI Jatim, Abdusshomad Buchori mengatakan, WNI yang bergabung dengan ISIS bisa dikarenakan beberapa faktor. Di antaranya adalah faktor ekonomi, serta bisa juga kondisi sosial-politik dalam negeri yang tidak kunjung membaik.
"Banyak penyebab mengapa WNI masuk ISIS. Salah satunya adalah tingkah politisi yang tidak baik. Belum lagi persoalan ekonomi. Ini bisa dikatakan sebagai bentuk perlawanan mereka terhadap sistem yang ada," ujar Abdusshomad, Selasa (24/3/2015).
Abdusshomad juga menegaskan bahwa ISIS bukanlah aliran dalam Islam, melainkan kelompok yang mempolitisasi agama. Terkait hal itu, pemerintah dan masyarakat menurutnya harus lebih peka dengan melakukan pengawasan di seluruh wilayah, termasuk mulai dari tingkat RT.
Abdusshomad juga tidak sependapat dengan langkah pemerintah mengumumkan jumlah WNI yang diduga bergabung ISIS. Menurutnya, pemerintah diharapkan lebih jeli memposisikan suatu persoalan, terutama soal ISIS, agar tidak muncul berbagai persepsi di masyarakat.
Sekadar informasi, 16 WNI yang hilang di Turki sejak 23 Februari lalu, diduga bergabung dengan ISIS. Dari ke-16 WNI itu, 10 di antaranya diketahui adalah warga Jawa Timur, di mana sebanyak 6 di antaranya merupakan warga Surabaya.
Belakangan, satu WNI yang hilang atas nama Soraiyah Cholid, ternyata diketahui tidak pernah berangkat ke Turki. Saat ditemui Suara.com, Soraiyah mengatakan bahwa besar kemungkinan dokumennya telah dipalsukan. [Yovie Wicaksono]
Dibantah, Banyaknya WNI Masuk ISIS Sebagai Kegagalan Ulama
Arsito Hidayatullah Suara.Com
Selasa, 24 Maret 2015 | 15:21 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Prabowo Wajibkan Menteri Pakai Maung, MUI: Sejalan Rekomendasi Ijtima Ulama
30 Oktober 2024 | 23:55 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI