Suara.com - Seorang warga bernama Waklung tewas dengan mengenaskan akibat amukan gajah Sumatera liar di Desa Serai Wangi Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis, Riau.
"Korban yang tewas adalah penunggu kebun kelapa sawit," kata Ketua Himpunan Penggiat Alam (Hipam) Duri-Riau, Zulhusni Sukri, kepada Antara di Pekanbaru, Senin (23/3/2015).
Ia menjelaskan, kejadian mengerikan itu terjadi pada Sabtu malam (21/3/2015). Lokasi kejadian berjarak sekitar enam kilometer dari konsesi Hutan Tanaman industri PT Arara Abadi, yang pada Februari lalu terjadi pembantaian seekor gajah Sumatera liar oleh kawanan pemburu gading.
Menurut informasi dari masyarakat, lanjutnya, kawanan gajah yang mengamuk berjumlah 20-30 ekor. Ia mengatakan gajah tersebut merupakan kawanan gajah liar dari kantong gajah Kawasan Suaka Margasatwa Balai Raja yang kini hutannya sudah porak-poranda akibat pembangunan.
"Daerah itu sebenarnya adalah kantong gajah Sumatera, tapi sekarang sudah berganti rupa dengan perkebunan. Konflik tidak bisa dihindari karena gajah liar itu kini hidup dari kebun satu ke kebun lainnya akibat hutan alam makin sedikit," kata Zulhusni.
Ia menjelaskan, pada malam itu sekitar pukul 18.00 WIB masyarakat setempat melakukan pengusiran terhadap kawanan gajah liar yang memasuki kebun sawit. Warga tidak menyadari telah mengusir kawanan gajah yang marah itu ke kebun sawit yang dijaga oleh Waklung.
Waklung saat itu hanya seorang diri di dalam gubuk untuk menjaga kebun sawit milik pemodal. Pria berusia 52 tahun itu kebetulan berasal dari Kalimantan, sehingga mungkin kurang mengerti ketika menghadapi kawanan gajah yang marah.
Kepala Seksi Wilayah III Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau, H. Ginting, mengatakan pihaknya akan segera menurunkan personel ke lokasi kejadian untuk mengantisipasi kejadian serupa tidak terulang.
Selain itu, petugas juga berharap tidak ada aksi balas dendam dari masyarakat dengan membunuh gajah liar tersebut. "Kita segera mengirimkan tim ke sana," katanya.
Sementara itu, Humas WWF Program Riau Syamsidar mengatakan, kasus kematian warga akibat konflik dengan gajah Sumatera liar di Riau pada tiga tahun terakhir tidak terjadi. Dengan begitu, kasus ini adalah yang pertama pada tahun 2015 jatuh korban dari manusia dari konflik warga dengan satwa dilindungi itu.