Agung Laksono Ultah, Tak Ada Ucapan Khusus dari Aburizal

Senin, 23 Maret 2015 | 20:30 WIB
Agung Laksono Ultah, Tak Ada Ucapan Khusus dari Aburizal
Dua Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie dan Agung Laksono, didampingi Theo L Sambuaga [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tidak ada ucapan khusus untuk Agung Laksono yang berulang tahun ke 66, hari ini, Senin (23/3/2015), dari Aburizal Bakrie.

"Ya biasa sajalah," kata Aburizal di ruang Fraksi Golkar, Jakarta, Senin (23/3/2015).

Agung dan Aburizal adalah dua pentolan Golkar yang sama-sama mengklaim diri sebagai ketua umum Golkar sah.

Agung terpilih lewat Munas Golkar IX di Jakarta, sedangkan Aburizal terpilih lewat hasil Munas IX di Bali. Proses mediasi sudah dilakukan antara keduanya, tapi tak berhasil. Sampai akhirnya Mahkamah Partai memutuskan yang kemudian dijadikan landasan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengesahkan kepengurusan partai di bawah Agung Laksono.

Peringatan hari ulang tahun Agung bareng dengan ruwatan di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat. Ruwatan diisi dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Manteb Soedharsono dengan lakon Amarto Binangun.

Ruwatan sekaligus sebagai rasa syukur atas pengesahan pemerintah lewat Menteri Yasonna H Laoly.

Selain pagelaran wayang, juga diisi dengan pesta rakyat dan aksi bakti sosial dengan memberikan santunan kepada anak yatim.

Ki Manteb Soedharsono mengungkapkan pagelaran wayang ini sekaligus untuk buang sial atas kisruhnya Partai Golkar.

"Syukuran mas Agung Laksono‎. Kedua syukuran Partai Golkar. Terus yang diruwat siapa? Ini, kan masih gonjang ganjing, yang saya dalangi bukan gonjingnya, tapi mohon supaya keadaan ini diberikan ketentraman," kata Ki Manteb, kemarin.

Dia menerangkan makna dalam ruwatan ini adalah membuang sial. Namun, maksudnya bukan ditujukan untuk seseorang, tetapi kerumitan yang tengah meliputi Partai Golkar.

‎"Ruwat itu untuk menghilangkan sialnya, bukan untuk menyingkirkan seseorang, demi Allah bukan seperti itu. (untuk menghilangkan sial) Agama juga bisa, namanya bukan ruwat, tapi istigoshah. Jadi yang dibuang 'sukerto' (kotornya kelakuan), bukan kotoran," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI