"Taliban tidak menculik saudara-saudara Hazara kami di masa lampau dan kami tahu bahwa mereka juga melawan IS," kata anggota dewan provinsi Ghazni Hasan Reza Yousufi.
Menurut para pengamat, ancaman ISIS semakin meningkat di Afghanistan karena kurangnya personel militer dan pecahnya kelompok Taliban di negara tersebut.
Wakil Gubernur Provinsi Ghazni, Mohammad Ali Rahmadi, juga mengkhawatirkan ketakutan-ketakutan ini akan mempengaruhi warganya secara psikologis.
"Apakah ISIS ada atau tidak, dampak psikologis ketakutan ini berbahaya untuk Provinsii Ghazni, yang menjadi tempat tinggal berbagai etnis. Ini akan meningkatkan ketegangan," kata Mohammad Ali Rahmadi kepada Reuters.
Sementara itu, banyak laporan mengatakan bahwa para pejuang yang mengklaim diri sebagai ISIS telah muncul di Afghanistan sejak musim panas lalu. Pertempuran juga telah terjadi antara pejuang yang setia kepada IS itu dan tentara Taliban.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dalam laporan terkininya menyangkut Afghanistan mengatakan beberapa komandan Taliban telah menyatakan janji setia kepada ISIS, yang mencari pendanaan dan mengadakan kerja sama dengan kelompok bersenjata tersebut.
Tetapi dalam laporan tersebut, Ban Ki-moon juga menyatakan "tidak ada indikasi adanya dukungan luas dan sistematis" untuk pejuang Afghanistan dari para pemimpin ISIS.
Namun, pemerintah Afghanistan meyakini ISIS memang beroperasi di wilayahnya. "ISIS ada di sini," kata juru bicara Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, Ajmal Abidy.
Kelompok Krisis Internasional (ICG) di Kabul, berdasarkan laporan resmi, menyatakan ada kelompok kecil yang menyatakan diri sebagai pejuang ISIS yang beroperasi di enam provinsi di Afghanistan, dan ada desas desus yang mengatakan belasan anggotanya beroperasi di beberapa wilayah lain. (Antara)