Takut ISIS, Minoritas Afghanistan Minta Perlindungan Taliban

Ruben Setiawan Suara.Com
Minggu, 22 Maret 2015 | 14:11 WIB
Takut ISIS, Minoritas Afghanistan Minta Perlindungan Taliban
Warga etnis Hazara menggelar protes menuntut pembebasan puluhan etnis Hazara yang diculik. (Reuters/Mustafa Andaleb)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Afghanistan, negara yang porak-poranda oleh konflik bertahun-tahun lamanya, menjadi tempat berdiamnya berbagai etnis dan aliran agama yang berbeda. Aliansi yang terbentuk di antara etnis-etnis tersebut kerap terpecah, namun dapat dengan mudah pula disatukan oleh penyebab tertentu.

Salah satu penyebabnya adalah munculnya musuh baru yang harus dihadapi. Contohnya seperti yang terjadi dengan etnis Hazara dan Taliban baru-baru ini.

Etnis Hazara adalah kelompok minoritas pemeluk Syiah yang pada era kekuasaan Taliban di tahun 1990-an, jadi etnis yang terkucil. Namun, kini mereka memilih mendekati Taliban, meminta perlindungan dari kekuatan baru yang mereka anggap sebagai ancaman lebih besar. Kekuatan baru itu tak lain adalah Daish, istilah yang mereka pakai untuk menyebut ISIS.

Dalam pertemuan antara para tetua etnis Hazara dan Taliban yang digelar di Provinsi Ghazni, Afghanistan, baru-baru ini, para komandan Taliban sepakat untuk memberikan pertolongan. Kesediaan Taliban itu disampaikan oleh Abdul Khaliq Yaqubi, salah satu tetua etnis Hazara.

Ketakutan etnis Hazara muncul menyusul tersiarnya kabar keberadaan ISIS di Ghazni. Pada bulan Maret lalu, sekelompok orang yang diduga anggota ISIS mencegat sebuah dua mobil dan menculik delapan penumpang di distrik Jaghori, Provinsi Ghazni.

Sebelumnya, kelompok bertopeng mencegat dua buah bus dan menculik 30 penumpangnya. Tidak ada yang mengklaim bertanggung jawab atas penculikan tersebut, namun banyak warga etnis Hazara yang menuding ISIS sebagai dalangnya. (Reuters)




BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI