Suara.com - Rentetan aksi demonstrasi pekerja rumah tangga (PRT) di Indonesia dimulai di Semarang, Jawa Tengah. Di sana PRT demo dengan pakaian dan bawaan apa adanya.
Dengan mengenakan daster, kaos dan celemek, puluhan PRT demonstrasi di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan, Semarang, Minggu (22/3/2015). mereka menuntut perlindungan secara menyeluruh.
Dalam aksinya itu mereka membawa sapu lidi, ember, celemek, dan peralatan pekerja rumah tangga. Mereka protes selama ini tidak digaji dengan layak. Bahkan jam kerja yang berlebih.
Ketua Serikat Pekerja Rumah Tangga (SPRT) Semarang, Nur Khasanah menjelaskan aksi dilakukan untuk mendesak pemerintah dan DPR segera membahasan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang PRT. RUU PRT tidak lolos proleknas tahun 2015. Padahal sudah diajukan bertahun-tahun lalu sejak awal kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dalam aksi itu juga dilakukan mogok makan rally. Bahkan Nur Khasanah sudah 24 tidak makan. Ini sebagai protes ketidak pedulian pemerintah terhadap PRT yang nasibnya tidak jelas. Bahkan tidak mendapatkan upah layak.
"Saya mogok makan selama 24 jam, berhasil dan aksi berjalan lancar siang tadi," kata Nur saat dihubungi suara.com, Minggu siang.
Semantara Koordinantor JALA PRT Lita Angraini mengatakan sampai saat ini sudah ada 1000 lebih relawan yang bersedia melakukan aksi mogok makan sejak 7 Maret lalu. Relawan itu datang dari dalam dan luar negeri.
"Kita mendesak bahas dan sahkan RUU PRT dan ratifikasi konvensi ILO 189 kerja layak PRT," kata dia saat dihubungi secara terpisah.