Hasil Konsultasi Publik Pembangunan Bandara Baru Yogyakarta

Suwarjono Suara.Com
Jum'at, 20 Maret 2015 | 09:24 WIB
Hasil Konsultasi Publik Pembangunan Bandara Baru Yogyakarta
Seorang anak melihat pesawat dari jendela (Reuters/Olivia Harris)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rencana pembangunan bandara di Temon, Kulon Progo, Yogyakarta masih menuai penolakan sebagian warga setempat. Karena pembangunan bandara baru mendapat penolakan, pemerintah daerah mengadakan konsultasi publik. Hasil akhir konsultasi publik,  pihak yang berhak dan mendapat undangan 2.603. Dari jumlah tersebut hadir 2.541 warga, tidak hadir 62. Dari warga yang hadir, 2.234 atau 85,2 persen menyatakan setuju dan tidak sepakat 11,84 persen.

"Warga terdampak bandara juga mendapat undangan sebanyak 460 warga, hadir 429, tidak hadir 31. Dari warga yang terdampak yang hadir dalam konsultasi publik yang mendukung sebanyaj 85,87 persen dan tidak sepakat 34,39 persen," kata Kepala Humas Pembangunan Bandara Baru Kulon Progo, Yogyakarta, Ariyadi Subagio, Jumat (20/3/2015).

Karena masih ada warga yang keberatan, tim Kajian Keberatan akan menemui sejumlah warga Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang "keberatan" atau menolak rencana pembangunan bandara baru di wilayah tersebut. Pertemuan tersebut akan dilaksanakan di Kantor Kecamatan Temon, Glagah dan Palihan.

"Sesuai peraturan perundangan, Tim Kajian Keberatan memang harus bertemu dengan warga untuk melakukan klarifikasi atas alasan keberatan warga terhadap rencana pembembangunan bandara yang telah disampaikan dalam konsultasi publik, serta menjelaskan kembali maksud dan tujuan pembembangunan bandara di Temon," kata Ariyadi.

Sampai saat ini, kata Ariyadi, berdasarkan kajian dokumen dan hasil klarifikasi di atas, Tim Kajian Keberatan akan menyusun rekomendasi kepada gubernur tentang diterima atau ditolaknya keberatan warga .

Hasil akhir konsultasi publik rencana pembangunan bandara baru yakni pihak yang berhak dan mendapat undangan 2.603, hadir 2.541, tidak hadir 62. Dari warga yang hadir, 2.234 atau 85,2 persen menyatakan setuju dan tidak sepakat 11,84 persen.

"Warga terdampak bandara dan mendapat undangan 460, hadir 429, tidak hadir 31. Dari warga yang terdampak yang hadir dalam konsultasi publik yang mendukung sebanyaj 85,87 persen dan tidak sepakat 34,39 persen," katanya.

Sebelumnya, Bupati Kulon Progo Hasto Wardoyo akan menemui warga Kecamatan Temon yang masih keberatan atas rencana pembangunan bandara di wilayah tersebut.

"Konsultasi publik sudah selesai. Kami merencanakan akhir Maret akan melakukan pertemuan dengan warga yang belum setuju dengan rencana pembangunan bandara," kata Hasto.

Menurut dia, ada 308 warga Kecamatan Temon yang lahannya terkena rencana pembangunan bandara. Dari 308 warga ini tidak memiliki tanah, dimana 50 persennya merupakan petani penggarap.

Dia mengatakan pertemuan akan dibagi dalam tiga titik. Semua tergantung dari jumlah warga yang akan hadir. Pertemuan ini, harapannya masyarakat lebih jelas keuntungan adanya bandara dan memgetahui secara pasti alasan mereka menolak bandara.

"Berdasarkan data konsultasi publik, alasan penolakan itu cuma belum, belum, ada yang belum jelas. Makanya saya yakin mereka sebenarnya setuju, tapi mungkin terpengaruh," katanya.

Ketua Wahana Tri Tunggal (WTT) penolak bandara Lilik Martono mempersilakan bupati atau tim keberatan menemui warga yang masih keberatan. Namun, warga tetap pada pendirian yakni menolak bandara.

"Kami tetap pada pendirian yakni menolak bandara. Kami menolak bukan tanpa alasan, lahan kami produktif," kata Martono. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI