Suara.com - Tidak sedikit para pendukung Joko Widodo dan Jusuf Kalla di Pemilihan Presiden 2014 lalu saat ini duduk di 'kursi empuk'. Mereka menjadi pejabat di teras Istana Kepresidenan sampai di Perusahaan Negara BUMN.
Setelah menjadi Presiden, Jokowi memberikan mereka jabatan menteri sampai komisaris di BUMN. Siapa saja mereka?
Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut saat ini menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan. Jabatan ini tergolong baru saat pemerintahan Jokowi. Saat Pilpres 2014, Luhut berperan sebagai Dewan Pengarah Tim Sukses Jokowi-JK.
Andrinof Achir Chaniago
Sebelum ditunjuk sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia oleh Jokowi, Andrinof dikenal sebagai pengamat kebijakan publik untuk isu di Jakarta. Terutama soal pembangunan di Jakarta. Sebagai pengamat, dalam setiap pernyataannya, Andrinof banyak memuji kebijakan Jokowi baik saat menjadi gubernur DKI Jakarta, atau juga saat Pilpres 2014.
Refly Harun
Refly adalah pakar hukum tata negara. Dia saat ini menjadi Komisaris Utama PT Jasa Marga. Refly diketahui masuk dalam barisan pendukung Jokowi-Jusuf Kalla. Dia sempat dijadikan staf khusus Menteri Sekretaris Negara Pratikno untuk menyusun produk hukum.
Rini Mariani Soemarno Soewandi
Rini saat ini menjadi Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dulu dia adalah Kepala staf Tim Transisi Jokowi-JK.
Andi Widjajanto
Andi Widjajanto saat ini menjabat Sekertaris Kabinet. Dulu dia sebagai Deputi Tim Transisi Jokowi-JK
Diaz Hendropriyono
Diaz adalah anak dari mantan Kepala BIN, Hendropriyono. Hendro adalah mantan penansehat Timses Jokowi-JK. Diaz pernah tercatat sebagai Ketua Umum Kawan Jokowi dan situs Gerak Cepat Jokowi-JK. Saat inin dia menjabat sebagai Komisaris di BUMN PT Telkomsel.
Keputusan Jokowi melantik sejumlah pendukungnya di pemilu presiden lalu sebagai Komisaris di beberapa BUMN merupakan hal yang wajar. Direktur Eksekutif Lingkar Madani Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti mengatakan, Jokowi tengah melakukan politik balas budi kepada orang-orang yang mendukungnya untuk menjadi Presiden.
Ray mengatakan, hal itu wajar dilakukan oleh kepala negara di mana saja. Namun, kata dia, Jokowi sebaiknya tidak asal pilih dalam menentukan pendukungnya yang akan duduk di sejumlah posisi strategis.
Ray mengatakan, apabila Jokowi memilih lawan politiknya untuk menjabat sebagai Komisaris BUMN, hal itu harus dipertanyakan. Karena, bisa jadi Jokowi tengah berupaya merangkul lawan politiknya tersebut.
Sebelumnya selain Refly yang ditunjuk sebagai Komisaris Utama Jasa Marga, Pengamat Perekonomian Henri Saparini juga menjadi Komisaris Utama di PT Telkom. Selain itu, Cahaya Dwi Rembulan Sinaga yang merupakan anggota Tim Transis Jokowi-JK menjadi Komisaris Independen PT Bank Mandiri.