'Cuci Otak', Cara ISIS Jaring Simpatisan di Indonesia

Jum'at, 20 Maret 2015 | 06:43 WIB
'Cuci Otak', Cara ISIS Jaring Simpatisan di Indonesia
Anak-anak ISIS. [Youtube].
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bekas salah satu petinggi Jamaah Islamiyah JI, Nasir Abbas, mengungkapkan ada beragam cara bagi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mencari simpatisan dan anggota dari Indonesia.

Menurut Nasir Abbas yang kini menjadi pengamat gerakan teror itu, yakni dengan cara mencuci otak dan menanam kebencian.

“Proses cuci otak sebenarnya, menanamkan kebencian, bahwa di Indonesia itu penuh dengan dosa, kemudian menjadi keluarga yang lebih baik dengan anak-anak didik menjadi pejuang,” kata Abbas di Cikni, jakarta Pusat, Kamis (19/3/2015).

Abbas menambahkan, bahwa cara lainnya adalah dengan memberikan janji berupa jaminan untuk hidup yang layak di negara tempat ISIS bermarkas.

Mereka juga dapat dengan mudah menyebarkan informasi kepada WNI yang selalu berkeinginan untuk membentuk negara Islam di Indonesia.

“Mereka diyakinkan dulu, baru diberangkatkan ke daerah ISIS dengan segala resiko, disana mereka akan dihidupi dan dijanjikan dengan keadaan yang lebih baik. Beberapa orang yang berkeinginan untuk membentuk negara Islam, dengan ke daerah ISIS, cita-cita itu lebih mudah. Tidak perlu susah-susah membuat negara Islam di Indonesia,” terang Nasir Abbas.

Dia juga mengatakan, bahwa media yang dipakai oleh jaringan ISIS tersebut saat ini sudah semakin canggih dengan memanfaatkan media sosial untuk berkomunikasi antar sesama anggota dan juga dengan para calon anggota.

“Media sosial, ya saat ini mereka menggunakan media sosial media, sebelumnya mereka menggunakan media chat, itu alat mereka untuk berdiskusi.Kebijakan pemerintah untuk mencabut paspor WNI yang pergi ke daerah ISIS sangat abgus dan perlu didukung, JK juga mendukung kan,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI