Suara.com - Selama ini, Partai Golkar identik dengan semboyan atau tagline "Suara Golkar Suara Rakyat". Namun, semenjak pecahnya konflik internal partai yang berujung pada pengakuan pemerintah terhadap Agung Laksono sebagai Ketua Umum Golkar, tagline tersebut, oleh politisi Golkar dinilai tidak lagi relevan.
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Leo Nababan mengatakan, tagline lama itu sudah tidak sesuai untuk era demokrasi sekarang ini.
"Partai Golkar tidak berubah, hanya tagline-nya saja yang dirubah, dulu "Suara Golkar Suara Rakyat" sekarang "Suara Rakyat Suara Golkar"," kata Leo di Dewan Pimpinan Nasional Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), di Jalan Diponegoro Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (18/3/2015).
Lebih lanjut, Leo menjelaskan bahwa tagline baru tersebut lebih sesuai dengan situasi saat ini, di mana partainya yang memilih keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP) yang berseberangan dengan pemerintahan. Pasalnya, imbuh Leo, dengan bekerja sama dengan pemerintah, semangat kekaryaan Golkar dapat terwujud bagi kepentingan msyarakat.
"Tagline itu sama bobotnya ketika kita keluar dari KMP, dan itu sudah kita putuskan di Munas Ancol kali lalu," Leo menambahkan.
Seperti diketahui, Partai Golkar hasil Munas Ancol sudah diakui pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM yang dipimpin oleh Menteri Yasonna Laoly. Meskipun begitu, hingga saat ini kepengurusan yang diserahkan oleh Agung belum disahkan oleh Menkumham. Dan nanti apabila sudah disahkan, maka dapat dipastikan tidak ada lagi nama Golkar lain selain Golkar yang dipimpin Agung Laksono.