Suara.com - Datasemen Khusus Anti Teror 88 Polri berhasil mendeteksi kelompok yang diduga berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Indonesia. Namun, Densus 88 belum menemukan aktivitas teror yang akan mereka lakukan di Indonesia.
"Kami telah mendeteksi mereka. Sampai saat ini kami belum temukan mereka melakukan aktivitas bersenjata. Fokusnya sampai saat ini masih perang di sana," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Rikwanto, Rabu (18/3/2015).
Rikwanto menjelaskan, jumlah mereka yang bergabung dengan ISIS itu sekitar puluhan orang dengan motif yang bergabung itu beragam. Densus sendiri hingga kini terus mendalami latar belakang mereka yang bergabung dengan ISIS.
"Motifnya ada yang karena keyakinan, ikut-ikutan, maupun ideologi. Namun tidak semua yang ikut itu paham ideologi (ajaran ISIS). Perlu didalami siapa yang mengajaknya," kata mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya tersebut.
Sedangkan, propaganda ISIS melalui jejaring sosial internet dan video di Youtube, menurut Rikwanto, tidak terlalu berpengaruh bagi WNI yang bergabung. Namun, ada pihak yang bergerak masif mendoktrin serta dengan iming-iming uang untuk merekrut mereka.
"Misalnya doktrin berjihad, menjalankan syariat islam secara kafah, bahkan tawaran gaji dari Rp6 juta hingga Rp20 juta. Itu semua tengah kami dalami," katanya.