Jejaring ISIS di Indonesia Bukan Orang Baru

Laban Laisila Suara.Com
Rabu, 18 Maret 2015 | 16:35 WIB
Jejaring ISIS di Indonesia Bukan Orang Baru
Kesatuan Islam Indonesia Anti Sara (KIIAS) melakukan aksi unjuk rasa didepan patung kuda, Jalan MH Thamrin-Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (16/3). [Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengungkapkan, kalau kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD), yang mengklaim sebagai pengikut Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) bukan berisi orang-orang baru.

Ansyaad kepada suara.com menyebutkan, mereka yang bergabung dalam JAD sebagian adalah anggota Jamaah Ansharut Tauhid (JAT)  pimpinan Uztad Abu Bakar Baasyir yang kini mendekam di dalam penjara.

Sebagian anggota kelompok itu, kata Ansyad juga sudah pernah menyatakan kesetiaan kepada ISIS di bawah kepemimpinan Abu Bakar al Baghdadi.

“Mereka bisa mengganti nama kelompok dalam sekejap walaupun hanya berkumpul dua tiga orang,” ujar Asnyaad yang dihubungi melalui telepon, Rabu (18/3/2015).

Dia juga menjelaskan kalau para simpatisan JAD juga gabungan dari dua kiblat yang disebut sebagai kelompok teror dan organisasi radikal di Indonesia.

“Ada Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso dan Mujahidin Indonesia Barat yang dulu sering mencari dana lewat perampokan,” ungkap Ansyaad lagi.

Masih kata Ansyaad, saat ini kelompok jejaring ISIS masih berupaya untuk bergabung dengan kelompok besar di Irak dan Suriah yang telah dikuasai.

Salah satu yang kasat mata adalah belasan orang yang kini tertangkap di Turki dan 16 WNI lainnya yang menghilangkan diri di Turki.

“Dari 16 WNI yang hilang itu, sekitar enam orang anggota JAT,” kata Ansyaad.

Menurut Ansyaad, saat ini kelompok JAD memang belum bergerak massif tapi dipastikan berbahaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI