Suara.com - Media sosial pekan ini dikejutkan dengan hasil liputan jurnalistik yang dimuat di laman theage.com.au, yang menyuguhkan hasil liputan seputar kampung yang selama ini terkenal sebagai pemasok prostitusi, Indramayu, Jawa Barat.
Tulisan berjudul Girls for Sale: Indramayu's Prostitution Production Line ini mengupas aktivitas sebuah daerah di Indramayu yang selama ini dikenal sebagai pemasok PSK ke sejumlah kota besar di Indonesia.
Tulisan tersebut banyak dishare di laman media sosial dan membuat banyak pembaca kaget. Sedemikian terbuka warga yang mempunyai anak perempuan "menjual" untuk keperluan dan pemenuhan kebutuhan hidup. Bangun rumah, ingin punya motor dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Lebih parah lagi, transaksi hanya bermodalkan uang recehan, yang bila dikurangi dengan pungutan, tinggal menyisakan puluhan ribu. Berikut sepenggal kisah mereka:
Seorang lelaki mengenakan sweater tipis hitam. Dia sibuk memamerkan cincin emas dan ponsel canggihnya. Dia adalah germo yang biasa dipanggil Son.
Germo itu mengklaim sudah malang melintang di 'bisnis' pelacuran di Indonesia. Bahkan dia saat ini memasok banyak perempuan muda ke pelosok dan kota besar. Germo itu ada di Indramayu, Jawa Barat.
Kabupaten Indramayu memang sudah sejak lama disebut sebagai pemasok pekerja seks komersial (PSK). Khususnya ke Ibukota Negara Jakarta. Buktinya ada praktik penjualan anak perempuan untuk dipekerjakan sebagai perempuan penghibur.
Son mengaku sebagai pemasok perempuan yang ingin menjadi PSK di rumah bordil di Jakarta dan Sumatera. Dia hanya sebagai channeller atau penghubung bagi siapa saja yang mencari calon PSK.
Dia mengatakan banyak keluarga di kampungnya, yang ingin menjual anak perempuan mereka. Son pun bisa memberikan bayaran mahal untuk keluarga itu.
"Jika ada keluarga yang ingin menjual gadis mereka. Mereka biasanya akan datang kepada saya dan berkata, 'Bisakah kamu membantu anak saya? Okay, apa yang kamu inginkan?" kata Son kepada The Age.
Bahkan ada orangtua yang mengaku ingin menjual anaknya untuk bisa memiliki sebuah rumah yang nyaman atau hanya memerlukan uang untuk merenovasi rumahnya. Keinginan itu akan Son turuti.
Ketika sudah ada kesepakatan 'jual beli', maka Son akan melihat, apakah anak gadis itu cukup menarik dan cantik untuk dipekerjakan. Bahkan seberapa kuat perempuan itu melayani lelaki tiap malam.
"Seorang germo bisa melihat apakah gadis itu cukup cantik, berapa banyak tamu dia akan mendapatkan per malam. Sesederhana itu," kata Son.
Jika anak gadis itu cukup menarik dan bisa melayani banyak lelaki dalam satu malam dan para lelaki terpuaskan, maka dia akan menjadi primadona di kampungnya. Orangtua si perempuan pun akan mendapatkan banyak rupiah. Bahkan akan kaya sampai 3 tahun ke depan.
"Mereka bisa mendapatkan banyak uang, tetapi mereka harus bekerja keras," kata Son. (The Age)