Pemantau HAM Tuding Suriah Gunakan Senjata Kimia

Laban Laisila Suara.Com
Selasa, 17 Maret 2015 | 20:32 WIB
Pemantau HAM Tuding Suriah Gunakan Senjata Kimia
Bangunan yang hancur di kota Kobani, Suriah akibat perang yang berkepanjangan. (Antara/Reuters/Osman Orsal)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelompok pemantau hak asasi manusia di Suriah (SOHR) mengungkapkan,  bahwa pasukan pemerintah telah melancarkan serangan gas beracun yang menewaskan enam orang di negara yang sebagian telah dikuasi oleh Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah itu.

Petugas kesehatan di lokasi serangan itu juga sempat mengunggah video yang menunjukkan anak-anak kesakitan karena racun.

Sumber dari pasukan pemerintah , seperti dilansir Reuters, Selasa (17/3/2015), menyebut laporan SOHR di desa Sarmin, Provinsi Idlib, sebagai propaganda.

"Kami tidak akan menggunakan senjata jenis itu dan kami tidak membutuhkannya," kata sumber tersebut.

Pemerintah Suriah beberapa kali dituduh menggunakan senjata kimia selama empat tahun perang saudara dan sebanyak itu pula mereka membantah kebenarannya.

Pada saat bersamaan dengan tuduhan SOHR, tentara pemerintah mengeluarkan pernyataan tertulis mengenai tewasnya sejumlah anggota gerilyawan garis keras di wilayah lain Provinsi Idlib.

SOHR, yang berkantor di Inggris dan memantau perang saudara melalui jaringan berbagai sumber, mengatakan bahwa di antara enam korban terdapat satu laki-laki, seorang istri, dan tiga anak.

SOHR menyebut laporan dari sumber medis yang menyatakan korban meninggal akibat gas yang muncul dari ledakan bom pada Senin malam. Sumber medis menduga bahwa gas itu berbahan kimia klorin.

Selain eman korban tewas, puluhan lainnya juga menderita keracunan akibat serangan yang sama.

Sementara itu, cabang organisasi Pertahanan Sipil Suriah di Idlib mengunggah tujuh video di YouTube yang menggambarkan akibat dari serangan gas.

Salah satu video menunjukkan tiga anak dan seorang wanita yang pingsan di pusat perawatan. Suara dari kamera terdengar menyebut desa Sarmin pada Senin (16/3/2015).

"Seorang bayi yang baru berusia beberapa bulan," kata suara di balik video saat kamera menunjuk bayi yang memuntahkan cairan di mulutnya.

Dalam video lain, dua orang lelaki tampak membawa masuk dua korban anak-anak lain yang juga berada dalam kondisi tak sadar .

"Dia masih hidup. Dokter, dokter, dia masih bernafas," kata seorang lelaki yang memeriksa salah seorang korban yang baru dibawa masuk itu.

Kelompok Pertahanan Sipil Suriah adalah jaringan relawan humanitarian yang diperkirakan berjumlah lebih dari 2.000 orang dan tersebar di berbagai wilayah. Mereka bekerja sebagai petugas medis pertama di negara dengan infrastruktur kesehatan yang telah hancur.

Pertahanan sipil Suriah beroperasi di wilayah yang dikuasai oleh gerilyawan penentang Presiden Bashar al-Assad. (Reuters/Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI