Suara.com - Mantan petenis nasional, Bonit Wiryawan mengatakan jumlah kompetisi dalam negeri menurun dalam dua dekade terakhir. Ini berimbas pada prestasi petenis Indonesia di panggung profesional.
"Pertandingan berlabel future (kompetisi dalam negeri untuk cari poin peringkat ATP) sama sekali tidak ada tahun lalu. Baru ada lagi tahun ini yang direncanakan ada tiga kejuaraan. Dari jumlah jelas ini sangat kurang," kata Bonit, Senin (16/3).
Berkurangnya jumlah kompetisi future ini membuat atlet dalam negeri sulit untuk menembus peringkat dunia ATP.
"Ajang future ini sangat penting bagi atlet yang belum ada poin. Seperti diketahui turnamen internasional lebih memilih atlet yang ada poin ATP-nya. Sementara, kenyataannya justru turnamen future di dalam negeri sangat sedikit, lantas ke mana lagi atlet kita jika ingin dapat poin?," kata Bonit.
Menurut Bonit, pemerintah dan pengurus organisasi harus bersatu untuk menyelesaikan persoalan ini demi prestasi tenis Indonesia di mata dunia.
Tak hanya kompetisi profesional, ajang untuk atlet muda juga mesti diperbanyak karena tidak mudah beralih dari junior ke senior.
Lantaran sedikitnya kompetisi, atlet Indonesia mulai tidak dapat bersaing di ajang regional hingga internasional.
Meski meraih tiga emas pada SEA Games 2011, bukan jaminan karena negara seperti Thailand justru mampu menelurkan petenis ke peringkat 50 dunia. (Antara)