Suara.com - Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru menyatakan, Satelit Modis melalui sensor Terra dan Aqua, kembali merekam puluhan titik panas (hotspot) pada Sabtu (14/3/2015) petang. Hal itu terjadi setelah dalam tiga hari terakhir tidak ada titik panas yang terdeteksi.
"Data terbarui pada 14 Maret 2015 pukul 16.00 WIB, menunjukkan secara keseluruhan di Pulau Sumatera terdapat 50 hotspot, dan yang terbanyak berada di Riau yakni berjumlah 46 titik," kata Kepala BMKG Stasiun Pekanbaru, Sugarin, Sabtu (14/3).
Sugarin mengatakan, dari 46 titik panas yang terdeteksi di Riau, sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Bengkalis dengan total 33 titik. Selanjutnya, daerah penyumbang titik panas lainnya tersebar di sejumlah kabupaten/kota. Di antaranya yang tiga titik yang terdeteksi di Kabupaten Siak, serta masing-masing dua titik di Kabupaten Kepulauan Meranti, Kota Dumai, Kabupaten Pelalawan, dan Kabupaten Rokan Hilir.
Sementara itu untuk tingkat akurasi di atas 70 persen yang menandakan bahwa titik panas tersebut benar merupakan titik api, menurutnya terdeteksi sebanyak 30 titik api.
"Untuk tingkat akurasi di atas 70 persen, satelit merekam sebanyak 30 titik api, di mana Bengkalis merupakan daerah penyumbang titik api terbanyak dengan 27 titik api. Kemudian Rokan Hilir sebanyak satu titik api, dan Meranti sebanyak dua titik api," ujarnya.
Jumlah titik api yang tercatat pada Sabtu ini merupakan yang terbanyak dalam sepekan terakhir, setelah sebelumnya titik api mulai berkurang dengan turunnya hujan buatan atas upaya Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang menaburkan garam sejak awal Maret 2015 lalu.
Kembalinya titik api ini, menurut Kepala Bidang Damkar BPBD Bengkalis, Suiswantoro, disebabkan oleh cuaca yang kembali panas dalam tiga hari terakhir.
"Sebelumnya sempat ada hujan. Namun ketika cuaca kembali panas, titik api kembali bermunculan," ujarnya. [Antara]