Suara.com - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) hasil Muktamar Surabaya Muhammad Romahurmuziy menyambut baik kesediaan Ketua Umum DPP PPP hasil Muktamar Jakarta Djan Faridz untuk islah. Sampai saat ini PPP terberah sejak Pilpres 2014 kemarin.
"Jika tawaran yang pernah kami sampaikan melalui Sekretaris Tim Islah PPP Jakarta Yunus Razak diterima Pak Djan Farid, kami menyambut baik," kata Muhammad Romahurmuziy di Jakarta, Sabtu (14/3/2015).
Menurut Romy islah itu berarti PPP kubunya-lah yang sah. Sehingga Djan harus berhabung ke PPP Muktamar Surabaya. PPP kubu Romy sudah mendapat keabsahan dari negara.
"Kesediaan Pak Djan Faridz dan kawan-kawan untuk islah juga berarti menganulir hasil Muktamar di Jakarta yang memutuskan PPP tetap berada di Koalisi Merah Putih (KMP)," katanya.
Anggota DPR RI ini menegaskan, hasil Muktamar PPP di Surabaya memutuskan, PPP bergabung ke dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) yang mendukung Pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Itu juga berarti, Pak Djan Faridz segera menarik rencana Dimyati (Sekjen DPP PPP hasil Muktamar Jakarta, Dimyati Natakusumah) untuk menggulirkan usulan hak angket untuk meminta penjelasan Pemerintah soal surat Menkum HAM perihal perselisihan Partai Golkar dan PPP," katanya.
Sebelumnya, Djan Farid dan Wakil Ketua Umum DPP PPP hasil Muktamar Surabaya Emron Pangkapi menghadiri muktamar Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (13/3/2015) kemarin. Pertemuan itu juga dihadiri mantan Ketua Umum DPP PPP Hamzah Haz dan Ketua Dewan Pertimbangan Parmusi Bachtiar Chamzah. Pada pertemuan kedua tokoh tersebut yang dimediasi sejumlah tokoh senior PPP dibahas perihal perselisihan di internal PPP dan dicapai kesepatan untuk islah.
"Kami menyadari perpecahan akan memporandak-porandakan umat Islam, khususnya kader PPP. Sekarang kami sepakat bersatu," kata Djan. (Antara)