Suara.com - Tokoh pergerakan kemerdekaan dan membela hak asasi manusia India, Mahatma Gandhi, ternyata adalah seorang agen rahasia alias spion Inggris, demikian diklaim oleh seorang mantan hakim India.
Si mantan hakim, Markandey Katju, (68), menyebut Gandhi memecah belah warga Muslim dan Hindu serta membuka jalan terbentuknya negara Pakistan.
"Gandhi jelas-jelas seorang agen Inggris yang membahayakan," kata Katju.
Komentar si mantan hakim cukup kontroversial. Pasalnya, selama ini Gandhi dipuja-puji sebagai tokoh yang memimpin India menuju kemerdekaan. Ia bahkan amat menentang permusuhan yang terjadi antara masyarakat Hindu dan Muslim serta memimpikan perdamaian.
Pernyataan Katju muncul menyusul rencana peresmian sebuah patung Gandhi di Parliament Square, London, hari Sabtu mendatang. Acara tersebut akan dihadiri Menteri Keuangan India Arun Jaitley.
"Dengan cara memasukkan agama ke dalam politik secara terus-menerus selama beberapa dekade, Gandhi meneruskan kebijakan adu domba dan kekuasaan Inggris," kata Katju lewat blog pribadinya.
"Apakah seseorang, yang memasukkan agama ke dalam politik, dan melanjutkan kebijakan adu domba dan kekuasaan Inggris, pantas dipanggil Bapak Bangsa?" tulis Katju di tulisan lainnya.
Katju lalu mencantumkan kutipan pidato dan tulisan Gandhi sebelum kemudian menambahkan: "Ini hanya sedikit dari beberapa ide bodoh dan feudal yang dimiliki 'Si Bapak Bangsa'".
Ia dikenal sebagai tokoh perlawanan yang memimpin India menentang pajak garam yang dikenakan Inggris pada masyarakat negeri tersebut. Gandhi memimpin perlawanan dengan aksi Mars Dandi Salt tahun 1930. Pada tahun 1942, Gandhi juga mendesak Inggris angkat kaki dari India.
Gandhi tewas ditembak oleh Nathuram Godse pada tanggal 30 Januari 1948. Tiga peluru yang ditembakkan Godse pada jarak dekat bersarang di dada Gandhi.