Pesan Penuh Noda Darah Pelaku Bom Boston Diungkap

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 11 Maret 2015 | 10:28 WIB
Pesan Penuh Noda Darah Pelaku Bom Boston Diungkap
Pesan penuh noda darah yang ditulis Dzhokhar Tsarnaev di perahu tempatnya sembunyi. (Reuters/US Department of Justice)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Juri persidangan tersangka pengeboman Maraton Boston, Dzhokhar Tsarnaev, (21), hari Selasa (10/3/2015), melihat bukti berupa pesan dengan noda darah yang ditulis Dzhokhar. Tim jaksa penuntut umum mengatakan, Dzhokhar menulis pesan tersebut sebelum ditangkap di dalam perahu tempatnya bersembunyi.

Lewat pesan tersebut, terungkap alasan Dzhokhar melakukan serangan bom bersama tersangka lainnya, Tamerlan Tsarnaev, (26), yang tak lain adalah kakaknya sendiri.

"Saya tidak suka membunuh orang tak berdosa karena itu dilarang dalam Islam, namun karena (...) itu diperbolehkan," bunyi petikan pesan tersebut dengan satu kata yang hilang karena rusak oleh lubang peluru.

Pesan tersebut dipotret oleh kepolisian Boston dan ditunjukkan kepada juri sidang lewat layar di Pengadilan Negeri di Boston, Amerika Serikat. Sejumlah lubang peluru dan noda darah terlihat di antara pesan yang ditulis dengan pensil.

Dzhokhar dituduh membunuh tiga orang dan melukai 264 lainnya dengan dua buah bom rakitan di ajang Maraton Boston pada tanggal 15 April, 2013 silam. Ia juga disangka membunuh seorang polisi tiga hari setelahnya, saat ia dan kakaknya, Tamerlan, mencoba melarikan diri dari Boston.

Jaksa federal mengatakan, Dzhokhar, yang berimigrasi ke AS dari Checnya, berniat menyerang kepada AS, sebagai balasan atas operasi militer Negeri Paman Sam di Checnya.

Sementara itu, pengacara Dzhokhar mengatakan bahwa sang kakak, Tamerlan, adalah sosok yang mendorong aksi penyerangan dan Dzhokhar hanya mengikuti keinginan sang kakak. Tamerlan tewas empat hari setelah insiden pengeboman. Ia tewas setelah Dzhokhar tidak sengaja menabraknya dengan mobil ketika terlibat baku tembak dengan polisi.

Dzhokhar ditangkap setelah bersembunyi di dalam sebuah perahu yang diparkir di sebuah halaman rumah di Watertown, pinggiran Boston. Jika terbukti bersalah, Dzhokhar bisa diancam hukuman mati. (Reuters)

REKOMENDASI

TERKINI