Jembatan Gantung Roboh, 2 Warga Luka Berat

Ririn Indriani Suara.Com
Rabu, 11 Maret 2015 | 05:31 WIB
Jembatan Gantung Roboh, 2 Warga Luka Berat
Ilustrasi jembatan ambruk. (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jembatan gantung yang menghubungkan Desa Pajagan, Kecamatan Sajira dan Desa Tambak Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, roboh mengakibatkan dua warga luka berat.

"Kedua warga itu dirujuk ke RSUD Adjidarmo Rangkasbitung, sedangkan luka ringan dilarikan ke Puskesmas terdekat," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Kaprawi saat dihubungi di Lebak, Selasa (10/3/2015).

Ia mengatakan, peristiwa robohnya jembatan gantung itu tidak menimbulkan korban jiwa, namun dua warga mengalami luka berat serta 46 luka ringan.

Kedua warga itu adalah siswa kelas V SDN 1 Pajagan Kecamatan Sajira bernama Umi dan Surdi.

Mereka mengalami luka serius pada bagian tulang belakang dan giginya rontok.

"Semua warga yang jatuh itu tidak ada korban hanyut, meskipun kondisi sungai deras," kata Kaprawi.

Menurut dia, pihaknya kini menerjunkan tim petugas untuk membantu masyarakat dengan membuat rakit serta perahu karet agar penyeberangan berjalan normal.

Tim petugas selama 24 jam akan memberikan bantuan warga yang hendak menyeberang dengan menggunakan rakit dan perahu karet itu.

"Kami menerjunkan petugas untuk membantu penyeberangan masyarakat sebanyak empat orang," imbuh Kaprawi.

Ia menyebutkan, saat ini kedua warga yang luka berat itu kondisinya membaik karena mereka sudah bisa berbicara dan mengonsumsi makanan.

Kemungkinan besok bisa dipulangkan oleh pihak RSUD Adjidarmo Rangkasbitung.

"Kami berharap kejadian jembatan putus ini tidak terulang lagi," jelas Kaprawi.

Kasubag Pemberitaan Humas Pemerintah Kabupaten Lebak, Aep Dian Hendriawan mengatakan jembatan gantung yang roboh itu berusia 27 tahun sehingga kekuatannya hanya mampu dilintasi empat sampai lima orang.

Selain itu juga kayu jembatan yang dilintasi sudah lapuk dan bolong-bolong, termasuk penahan dari sling kawat.

"Kami menduga ambruknya jembatan penghubung antardesa itu akibat tidak kuat menahan beban yang dilintasi sebanyak 45 siswa SD dan satu pasangan suami isteri mengendarai sepeda motor," katanya.

REKOMENDASI

TERKINI