Peran Arab Saudi di Balik Pengebom Boston Marathon

Senin, 09 Maret 2015 | 14:11 WIB
Peran Arab Saudi di Balik Pengebom Boston Marathon
Ilustrasi Tsarnaev jalani sidang. (huffingtonpost)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para orang kaya di Arab Saudi ketahui memberikan sumbangan besar untuk pembangunan masjid Islamic Society of Boston (ISB) Cambridge. Majid itu tempat tersangka pelaku pemboman Boston Marathon, Dzhokhar Tsarnaev beribadan.

Masjid itu dicurigai dioperasikan oleh pengaruh kelompok radikal Al-Qaeda. Bahkan media Newsweek melansir jika Tsarnaev dan saudaranya menjadi radikal karena masuk komunitas di masjid itu. Masjid itu berdiri di tepi Sungai Charles di Boston.

Sumbangan besar masjid ISB awal mulanya keluar dari mulut mantan Menteri Perminyakan Saudi Zaki Yamani. Dia mengatakan Arab Saudi turut membangun masjid itu.

Dalam kuitansi sumbangan yang didapatkan, terlihat Pangeran Saudi, Bandar bin Sultan bahkan ikut menyumbang. Namun sumbangan terbesar diberikan oleh keluarga Walid Fitaihi. Dia salah satu orang terkaya di Arab Saudi. Jumlah sumbangannya mencapai USD 2,3 juta.

Masjid ISB itu meneruma USD 1 juta dari Islamic Development Bank (IDB). Sumbangan itu datang dari Saudim Iran dan Libya. Sementara The National Commercial Bank (NCB) mengirimkan USD 50 ribu dari Arab Saudi ke ISB. NCB itu didirikan oleh Khalid Bin Mahfouz. NCB ini mendapatkan catatan merah dari Amerika Serikat. Sebab hasil audit AS, tahun 1998 NCB menyalurkan dana USD 3 juta untuk Osama Bin Laden melalui Muaffaq Foundation.

Pada 5 Maret kemarin, terdakwa aksi teror di bom Boston Marathon 2013 Dzokhar Tsarnaev diadili di Pengadilan Boston, Amerika Serikat. Dia menghadapi ancaman hukuman mati.

Sebab kasus teror itu termasuk yang paling besar setelah pengeboman di Kota Oklahoma 20 tahun silam. Sidang itu dibuka dengan pembacaan kronologi kejadian pengeboman oleh Jaksa Federal, William Weinreb. Sementara Pengacara Tsarnaev tidak menyangkal kliennya terlibat. Dalam dakwaan, Jaksa Weinreb meyakinin jika ransel yang dibawa Tsarnaev diletakkan di dekat garis finish. Ketika bom dalam tas itu meledak, mayat-mayat langsung bergelimpangan. Salah satu korban adalah Martin yang masih berusia 8 tahun. Dalam persidangan itu, ayah dan ibu Martin, Denise dan Bill Richard datang. (Breitbart)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI