Misteri Hilangnya 21 WNI di Samudera Atlantik

Ruben Setiawan Suara.Com
Senin, 09 Maret 2015 | 09:00 WIB
Misteri Hilangnya 21 WNI di Samudera Atlantik
Ilustrasi kapal hilang di tengah lautan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah kapal berbendera Taiwan yang membawa 49 anak buah kapal (ABK), termasuk 21 warga negara Indonesia (21), hilang secara misterius di perairan Samudera Atlantik Selatan, demikian dilaporkan oleh otoritas perhubungan Taiwan hari Minggu (8/3/2015). Tidak ada panggilan darurat, namun sebelum hilang kru kapal melaporkan ada kebocoran di dek kapal.

Kapal Hsiang Fu Chun, sebuah kapal penangkap cumi-cumi hilang kontak sejak tanggal 26 Februari silam. Kapal tidak bisa dihubungi setelah melaporkan adanya kebocoran air di dek pada pukul 3.00 dini hari. Namun, berita tersebut baru diungkap Minggu, lebih dari sepekan setelah hilang.

Kapal berbobot 700 ton itu sedang berlayar di perairan yang berjarak 3.148 kilometer dari Kepulauan Falklands ketika hilang. Kapal itu dikemudikan seorang nahkoda berkewarnegaraan Taiwan. Awak kapal terdiri atas satu teknisi Taiwan, 11 kru asal Cina, 21 kru asal Indonesia, 13 kru asal Filipina, dan dua kru asal Vietnam.

Taiwan telah melakukan upaya pencarian dan meminta bantuan dari Argentina serta Inggris, juga kapal-kapal lain yang berlayar di kawasan tersebut.

"Kami masih belum tahu di mana kapal tersebut berada dan apa yang menimpanya," kata Huang Hyong-yen, juru bicara Departemen Perikanan Taiwan.

Menurut Huang, pemerintah telah melakukan upaya pencarian dan penyelamatan segera setelah pemilik kapal melaporkan bahwa kapal tersebut hilang. Huang menyebutkan, belum ada bukti jika kapal tenggelam. Kapal tersebut dilengkapi dengan sistem untuk mengirimkan sinyal darurat secara otomatis jika terkena tekanan air. Namun, hingga kini belum ada sinyal darurat.

Lokasi perairan yang terpencil mempersulit upaya pencarian. Menurut pemerintah Argentina, butuh waktu enam hari untuk kapal dan 11 jam untuk pesawat untuk bisa sampai ke lokasi tersebut, meski dalam kondisi cuaca mendukung.

Sayang, cuaca buruk menghadang upaya tersebut. Tiga kapal nelayan, termasuk sebuah kapal yang sama dengan Hsiang Fu Chun sudah dikerahkan untuk melakukan pencarian.

"Kami akan melakukan apapun yang mampu kami lakukan, meski pencarian ini seperti mencari jarum di samudera luas," kata Huang.

Huang tidak menjelaskan, mengapa kabar soal hilangnya kapal baru diungkap saat ini. Beberapa media Taiwan melontarkan spekulasi bahwa kapal tersebut kemungkinan rusak dan terombang-ambing di tengah laut. Ada pula yang menyebut, kapal tersebut dibajak oleh ABK-nya sendiri. (News.com.au)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI