Suara.com - Sejumlah tetangga mengaku terkejut saat mendengar informasi bahwa Jusman Ary sekeluarga hilang di Turki bersama total 16 orang Warga Negara Indonesia (WNI) pada 24 Februari lalu.
"Awalnya, kami tidak menyangka, tapi setelah ada kabar kepastian, kami cukup terkejut mendengarnya," ujar salah seorang warga Mujiono, tetangga Jusman Ary yang tinggal di Kedung Sroko Surabaya, Minggu (8/3/2015).
Menurut dia, Jusman dalam kehidupannya sehari-hari dikenal ramah dengan warga, khususnya jamaan Masjid Al-Kautsar yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya.
"Dia selalu menyapa kalau bertemu di gang kampung. Anak-anaknya juga lucu-lucu dan kadang jajan di warung, meski kemudian langsung pulang," ucapnya.
Namun, lanjut dia, Jusman dan istrinya memang kerap menutup rumahnya rapat-rapat dan hanya sesekali keluar rumah, terutama saat ada kegiatan kampung setempat.
"Setiap tiba waktu shalat, Jusman datang lebih awal di masjid, kecuali Dzuhur dan Asar karena kerja, tapi kalau Subuh, Maghrib dan Isya tidak pernah absen," katanya.
Ia juga mengatakan istri Jusman sebelumnya berjilbab biasa, namun sekitar setahun ini ditambah menutup mukanya dengan cadar.
Hal senada disampaikan Yopi, tetangga lainnya, yang mengaku terakhir melihat keluarga Jusman sekitar dua minggu lalu.
"Pindah atau tidak, saya tidak ngerti. Sekitar dua minggu lalu masih terlihat kok," ucapnya.
Di kampung, lanjut dia, Jusman memang tidak pernah mengakui pekerjaannya dan jarang melihat aktifitas di rumahnya.
Sebelumnya, Jusman Ary Sandy (suami), Ulin Isnuri (istri) beserta keempat anaknya Urayna Afra (17), Dayyan Akhtar (7), Aura Kordova (9) dan Humaira Hafshah (1) diinformasikan turut menjadi WNI yang hilang di Turki.
Selain itu, juga ada keluarga atas nama Salim Muhamad Attami (28) yang tercatat bertempat tinggal di Jalan Kalimas Hilir III, serta Soraiyah Cholid yang tercatat tinggal di Jalan Ampel Melati I.
Sebanyak 16 orang WNI hilang kontak dengan rombongan wisata yang tiba di Bandara Ataturk, Istanbul pada 24 Februari lalu dan seharusnya berkumpul kembali pada 26 Februari untuk melanjutkan perjalanan.
Namun, ketika dihubungi, salah satu dari 16 orang itu meminta rombongan untuk meneruskan perjalanan tanpa mereka.
Ke-16 orang WNI hilang di Turki sesuai data KJRI yakni Jusman Ary, Ulin Isnuri, Humaira HaIafshah, Urayna Afra, Aura Kordova, Dayyan Akhtar, Tsabitah Utsman Mahdamy, Salim Muhamad Attamimi, Soraiyah Cholid, Hamzah Hafid (asal Surabaya).
Berikutnya, Utsman Mustofa Mahdamy, Sakinah Syawie M. Tafsir, Fauzi Umar Salim, Hafid Umar Babher, Utsman Hafid dan Atikah Hafid (asal Surakarta).
Pemerintah Provinsi Jawa Timur menelusurinya dengan mencari data serta berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk Kementerian Luar Negeri.
Terkait dugaan bergabungnya ke-16 warga ke kelompok Negara Islam Irak-Suriah (Islamic State of Iraq and Syiria/ISIS), Gubernur yang akrab disapa Pakde Karwo itu belum bisa memastikan dan menunggu hasil penyelidikan kepolisian maupun kementerian terkait.
"Memang segala kemungkinan bisa terjadi. Namun, sebaiknya menunggu hasil pemeriksaan aparat sehingga tidak ada sangkaan atau dugaan macam-macam," tukas Gubernur Jatim Soekarwo. (Antara)
Kata Tetangga Soal Sekeluarga WNI yang Hilang di Turki
Ruben Setiawan Suara.Com
Senin, 09 Maret 2015 | 08:12 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Menlu Turki: Iran Hindari Perang Besar dengan Israel
23 Desember 2024 | 02:10 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI