Christoper Rungkat dan Perjuangan Menembus Peringkat 100 Dunia

Angelina Donna Suara.Com
Minggu, 08 Maret 2015 | 08:10 WIB
Christoper Rungkat dan Perjuangan Menembus Peringkat 100 Dunia
Christopher Rungkat mengembalikan bola pada pertandingan pertama nomor tunggal babak pertama kualifikasi Piala Davis Grup II Zona Asia/Oceania di Jakabaring, Palembang, Jumat (6/3). [ANTARA/Widodo S. Jusuf]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menurut dia, kondisi finansial menjadi salah satu kendala yang dihadapi dalam menjalani karier profesional ini. Dalam periode satu tahun, setidaknya Christo membutuhkan dana sekitar 80.000--100.000 dolar AS (atau hampir satu miliar rupiah) untuk biaya mengikuti tur berkeliling dunia.

"Memang ada yang mensponsori saya karena saya menjadi ikon sejumlah produk olahraga. Akan tetapi, sejauh ini tidaklah cukup. Ujung-ujungnya, tetap keluarga yang menjadi pendukung utama. Sementara itu, uang hadiah semisal tembus babak 16 besar atau delapan besar yang didapat, terbilang masih kecil," kata pengidola Andre Agassi ini.

Pengeluaran yang menguras kocek itu untuk biaya menyewa pelatih profesional, biaya tim manajemen yang terdiri atas tim teknologi informatika, tim video, dan tim marketing, hingga biaya lainnya untuk meningkatkan profesionalisme sebagai petenis, seperti memiliki laman di internet.

Untuk pelatih profesional, dia menggunakan jasa pelatih asal Amerika Serikat Robert Jesse Davis yang berdomisili di Kamboja.

"Karena terkait dana, saya terpaksa menyiasati dengan hanya didampingi pelatih selama 12 minggu dari 24 pekan total waktu turnamen selama satu tahun," ujar dia.

Optimistis
Meski dihadang berbagai persoalan di jalur profesional, Chirsto telah memiliki target pada Asian Games 2018. Ajang olahraga paling bergengsi di kawasan Asia ini akan dijadikan puncak kariernya dalam memperkuat tim nasional.

Ia yang sudah bergabung dengan tim nasional sejak berusia 17 tahun ini, tepatnya ketika Indonesia mengikuti Piala Davis di Hong Kong, optimitis bakal berprestasi pada tahun 2018 karena ketika itu akan berusia 29 tahun atau usia matang seorang petenis.

"Semua orang bicara begitu. Jika dilihat, memang ada benarnya karena rata-rata peringkat satu dunia pada usia 28--30 tahun," ujar putra dari mantan petenis nasional Elvia Merlianti ini.

Untuk itu, peraih perak ajang ITF Junior Morroco 2008 ini mengusung target menembus 100 dunia sebelum ambil bagian di Asian Games. "Saya yakin karena saya bekerja, bukan sembarangan bekerja, melainkan benar-benar bekerja keras untuk mencapainya," kata petenis yang berhasil mencapai peringkat 18 dunia kelompok junior ini.

Sementara, Pelatih Nasional Roy Therik mengatakan bahwa peluang Christo untuk mengukir sejarah sangat terbuka pada Asian Games mendatang. Menurut dia, Christo harus percaya diri karena sejatinya Indonesia pernah meraih medali Asian Games di cabang olahraga tenis pada periode 80-an hingga awal 90-an.

REKOMENDASI

TERKINI