Kalau Terima Barter dari Australia, Indonesia Jadi 'Ayam Sayur'

Sabtu, 07 Maret 2015 | 13:31 WIB
Kalau Terima Barter dari Australia, Indonesia Jadi 'Ayam Sayur'
Duo Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumuran. (Reuters/Nyoman Budhiana)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Koordinator Koin untuk Australia, Andi Sinulingga mendesak Pemerintah Indonesia tidak mengindahkan tawaran barter tahanan dari Australia.

Pemerintah diharapkan segera mengeskusi mati dua warga Australia, yang menjadi terpidana mati, yakni Andrew Chan dan Sukmaran.

Karena dengan sikap tegas, Indonesia tidak akan dianggap sebagai negara lemah dalam berdiplomasi.

"Barter tawanan itu baik, daripada mengancam pariwisata. Tapi, saat ini tidak boleh ada tawar menawar. Indonesia tidak boleh jadi 'ayam sayur'. Ini penting buat kita," kata Andi di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/3/2015).

"Apa yang dilakukan Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla ini lebih berarti. Bagi saya, narkoba, itu harus diberantas," tegasnya.

Pada kesempatan itu, Andi juga meminta Australia untuk konsisten terhadap politik luar negerinya. "Australia harus konsisten. Jangan memberlakukan double standar. Dulu saat eksekusi mati terhadap Amrozi cs mereka sangat mendukung. Tapi giliran soal narkoba mereka malah 'berteriak'," kata politisi muda Partai Golkar itu.

Seperti dimetahui, Menteri Luar Negeri (Menlu) Australia Julie Bishop menawarkan opsi barter duo Bali nine dengan tiga WNI yang ditahan di Negeri Kangguru.

Ketiga WNI tersebut ditahan Australia dengan kejahatan yang sama, penyelundupan narkoba pada 1998 lalu. Ketiganya adalah Kristito Mandagi, Saud Siregar dan Ismunandar yang masing-masing menjabat kapten, kepala staf, dan teknisi kapal.

Kapal yang dibawa ketiga tahanan itu mengangkut 390 kilogram heroin. Kapal dan muatan mereka disita di dekat Port Macquarie, sekitar 400 kilometer di utara Sydney.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI