Suara.com - Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan sabdatama atau perintah tertinggi dalam kebiasaan Kesultanan Yogyakarta, yang antara lain mengingatkan bahwa tatanan pemerintahan keraton tidak perlu diperdebatkan.
Sabdatama itu disampaikan Sultan didampingi Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas dan Adipati Puro Pakualaman Sri Paduka Alam IX di Bangsal Kencana Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat di Yogyakarta, Jumat.
Dalam delapan butir inti sabdatama yang disampaikan menggunakan bahasa Jawa tersebut, Sultan mengatakan terkait dengan kedudukan sebagai Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat sudah tertandai. Keturunan keraton, baik perempuan maupun laki-laki belum tentu diperkenankan menduduki tahta itu.
Oleh sebab itu, dia mengatakan siapapun tidak perlu membicarakan apalagi memutuskan ikhwal tatanan kerajaan.
"Mencakup segala yang berkaitan dengan pemerintahan (Kerajaan Mataram), yang memutuskan adalah raja," tegas Sultan yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta itu.
Penyampaian sabdatama itu, dihadiri adik Sultan seperti KGPH Hadiwinoto, GBPH Prabukusumo, dan GBPH Yudhaningrat, serta seluruh abdi dalem. Mereka yang hadir dalam penyampaian sabtama tersebut, mengenakan pakaian tradisional "pranakan" lengkap dengan belangkon, dan sanggul bagi perempuan.
Adik Sultan, GBPH Yudhaningrat mengatakan persiapan penyampaian sabdatama itu, secara mendadak oleh Sultan. Saat mengikuti penyampaian sabdatama itu, Yudaningrat juga mengaku belum mengetahui apa yang akan disampaikan Sultan.
Namun setelah mendengarkan sabdatama itu, ia menyimpulkan inti dari pernyataan Sultan mengingatkan bahwa tidak setiap orang dapat menduduki kedudukan raja.
"Kami tidak diperkenankan komentar," kata dia.
Parentah Hageng Keraton, Kanjeng Raden Tumenggung Yudohodiningrat mengatakan sabdatama yang disampaikan Sultan tidak menyentuh persoalan peraturan daerah keistimewaan (perdais) soal prasyarat jabatan gubernur.
Menurut dia, Sultan hanya menginginkan agar berbagai pihak tidak perlu berspekulasi soal kedudukan Raja Keraton Yogyakarta.
"Tidak usah berandai-andai sebelum ada dhawuh (pernyataan) dari raja," kata Yudohadiningrat.
Adapun Sultan Hamegkubuwono X mempunyai lima orang puteri dan tak dikaruniai satu pun putera. (Antara)
Sultan Yogyakarta Peringatkan untuk Tak Berspekulasi soal Pewaris
Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 07 Maret 2015 | 05:13 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Bukan Keturunan Ningrat, Rekam Jejak KPH Yudanegara Suami GKR Bendara yang Seorang PNS
27 Agustus 2024 | 15:24 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI