Suara.com - Konsulat Jenderal RI di Istanbul, Turki menyatakan telah melakukan koordinasi dengan kepolisian setempat, guna menyelidiki hilangnya 16 Warga Negara Indonesia (WNI) di negara tersebut.
"KJRI Istanbul telah berkoordinasi langsung dengan Kepolisian Istanbul. Dari informasi yang diterima, kasus seperti ini bukan yang pertama kali terjadi, dan ditangani oleh Kepolisian Istanbul," demikian keterangan tertulis KJRI Istanbul , Jumat (6/3/2015).
Menurut keterangan Kepolisian, beberapa kasus sebelumnya melibatkan warga negara Amerika Serikat yang berupaya menyusup ke Suriah melalui perbatasan Turki.
Konjen mengkhawatirkan hilangnya ke-16 orang WNI menjadi modus baru atas kegiatan ilegal yang terkait dengan aktivitas penyelundupan manusia ke sejumlah negara konflik melalui Turki.
Dalam keterangannya, KJRI menyebutkan pada 24 Februari terdapat 25 turis WNI dari Smailing Tour tiba di Bandara Internasional Ataturk setelah menumpang penerbangan Turkish Airline TK-67.
Namun, sebanyak 16 orang menyatakan berpisah dari rombongan dan akan bergabung kembali pada 26 Februari 2015, saat rombongan berada di kota Pamukkale.
Ketika tiba di Pamukkale, pimpinan tour wisata mengirim pesan SMS kepada 16 orang tersebut, tapi mendapat balasan bahwa mereka tidak akan bergabung dengan rombongan di kota itu.
"Sesuai jadwal, rombongan kembali ke Jakarta pada tanggal 4 Maret 2015 pukul 00.40 menggunakan Turkish Airlines TK-66. Namun, ke-16 WNI yang memisahkan diri tersebut tidak muncul di bandara," demikian pernyataan tersebut.
Sejumlah nama dan daerah asal dari 16 orang tersebut adalah:
1. Utsman Mustofa Mahdamy asal Surakarta,