Suara.com - Aksi begal kembali marak belakangan ini. Masyarakat, terutama yang sering pulang kerja malam hari, semakin resah. Peningkatan keamanan yang dilakukan aparat kepolisian ternyata tidak membuat mereka langsung merasa aman selama di perjalanan.
Itu sebabnya, mereka yang memiliki kendaraan memiliki cara untuk mempertahankan diri bila sewaktu-waktu disasar komplotan begal. Ini adalah cara-cara yang dilakukan untuk mencegah menjadi korban begal.
Bawa pompa
Dian Marani (25), seorang karyawati di bilangan Sudirman, Jakarta Selatan, memilih untuk selalu menyimpan pompa sepeda di dalam tas. Ia memang hobi naik sepeda. Secara tidak sengaja, ide membawa pompa ini terbersit di kepalanya sejak marak kasus begal di Jabodetabek.
"Pompa sepeda palingan ya, agak berat juga nih. Buat jaga diri kalau amit-amit dicegat orang-orang nggak bener kayak gitu. Lumayan enak nih pompa kalau kena di muka orang," ujar Dian setengah bercanda.
Tak hanya membawa 'senjata pamungkas,' Dian juga memilih untuk pulang tak terlalu larut. Kalaupun terpaksa pulang di atas pukul 21.00 WIB, ia memilih menginap di kost teman.
"Rumah saya di Ciputat kalau jam sembilan dari Sudirman bisa bisa sampai rumah jam 12. Jadi kalau harus pulang di atas jam 9 mending numpang nginep di kos temen deh. Deket ada yang di Karet atau Tebet," katanya.
Doa
Lain Dian, lain pula Rangga Satria. Lelaki berusia 23 tahun ini merupakan seorang perantau baru di Ibu Kota. Saat ditanya siasat apa yang ia siapkan untuk mengantisipasi begal, Rangga mengaku hanya menyiapkan untaian doa dari dirinya dan orang tua.
"Ini pertama kali merantau sih. Ya pokoknya hindari tempat yang sepi dan pulang segera deh. Banyak-banyakin doa aja. Minta orangtua buat doain juga biar anaknya di rantau selamat," ucap lelaki yang berdomisili di daerah Kebayoran ini.
Nebeng
Selain mewawancarai dua orang itu, suara.com juga menjumpai salah satu anggota komunitas Nebengers Jakarta Timur, Andi Prayoga (24).
Menurutnya, sebagai karyawan yang harus melewati rute Cawang-Sudirman setiap hari, Yoga selalu aktif untuk memberi tebengan bersama anggota komunitas lain yang memiliki rute sama dengan dirinya.
"Kalau di komunitas kita selalu aktif bikin kopdar, jadi selalu punya temen pulang bareng. Ada yang nebeng ada juga yang sama-sama bawa motor. Kita usahakan untuk selalu bareng ke tempat tujuan. Saling waspada juga di jalan. Sisanya serahkan ke Tuhan," kata Yoga.
Bergabung dalam komunitas ini, menurut Yoga, sangat bermanfaat, terlebih dengan maraknya kasus kejahatan di jalan raya. Seraya promosi, Yoga mengajak masyarakat untuk tebeng-menebeng di komunitas Nebengers.