Amankan Eksekusi Mati, Panglima TNI Bantah Kerahkan Dua Sukhoi

Laban Laisila Suara.Com
Kamis, 05 Maret 2015 | 17:22 WIB
Amankan Eksekusi Mati, Panglima TNI Bantah Kerahkan Dua Sukhoi
Panglima TNI Moeldoko. [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Panglima TNI Jenderal Moeldoko membantah, sengaja mengerahkan dua pesawat tempur Sukhoi dan helikopter untuk menjaga udara di sekitar Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, menjelang pelaksanaan eksekusi dua terpidana mati warga Australia.

Moeldoko menegaskan kalau pengerahan pesawat Sukhoi yang kebetulan melintas di udara Nusakambangan hanya sebagai latihan rutin biasa.

"Emang latihan gak boleh. Santai bos, itu hanya latihan saja, bukan pengamanan," ujar Moeldoko usai rapat tertutup dengan sejumlah pejabat negara di Kementerian Hukum dan HAM, Jakarta, Kamis (5/3/2015).

Sedangkan mengenai keamanan eksekusi terpidana mati, Moeldoko menegaskan bahwa TNI tidak memberikan pengamanan khusus dan hanya membantu Polri.

"Biasa saja (pengamanannya)," tukas Moeldoko.

‎Diberitakan sebelumnya, TNI dan Polri telah mengerahkan puluhan personel Brimob dan dua pesawat Sukhoi milik Angkatan Udara untuk mengawal perpindahan dua terpidana mati 'Bali Nine' yakni Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dari Lapas Kerobokan, Denpasar, Bali ke Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Hingga saat ini, Kejaksaan Agung belum merilis secara resmi 10 terpidana mati yang akan dieksekusi dalam waktu dekat. Namun, Jaksa Agung HM Prasetyo sebelumnya mengungkapkan ada 11 nama terpidana yang bakal segera menghadapi regu tembak.

Mereka di antaranya adalah dua warga Australia Myuran Sukumaran dan Andrew Chan, warga Perancis Serge Areski Atlaoui, warga Ghana Martin Anderson, ‎warga Filipina Mary Jane Fiesta Veloso, warga Nigeria Raheem Agbaje Salami, warga Brasil Rodrigo Gularte, dan warga negara Indonesia Zainal Abidin.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI