Suara.com - Almarhum Tatang Koswara, penembak jitu legendaris Indonesia, dimakamkan dengan upacara militer di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sayuran Cangkuang, Bandung, hari Rabu (4/3/2015). Purnawirawan TNI berpangkat terakhir Pembantu Letnan Satu itu tutup usia setelah mengalami serangan jantung ketika menghadiri acara talk show di sebuah stasiun televisi swasta, Selasa (3/3/2015) malam.
Semasa bertugas di ketentaraan, Tatang pernah beberapa kali diterjunkan dalam misi tempur. Salah satunya adalah ketika dirinya ditugasi memerangi pasukan pemberontak Fretilin di Timor Timur pada tahun 1977 hingga tahun 1978.
Banyak sudah cerita hebat ketika Tatang masih membopong senapan. Di balik teropong senapannya, Tatang adalah sosok yang menakutkan bagi lawan-lawannya.
Salah satu pengalaman mendebarkan Tatang adalah ketika dirinya menghabisi musuh dengan 49 dari 50 butir peluru yang ia bawa. Satu peluru sengaja ia sisakan untuk menghabisi nyawanya sendiri apabila ditangkap musuh.
Sepanjang kariernya sebagai penembak jitu, lelaki yang masuk deretan sniper terbaik dunia versi buku Sniper Training, Techniques and Weapons, karya penulis Peter Brookesmith, itu juga punya senjata andalan. Adalah Winchester Model 70, senapan yang jadi sahabat setianya kala 'berburu' di medan perang.
Winchester Model 70 merupakan senapan buatan pabrikan senjata asal New Haven, Connecticut, Amerika Serikat, Winchester Repeating Arms Company. Senapan ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 1936. Winchester 70, atau yang lebih sering disebut dengan nama "The Rifleman's Rifle" itu adalah penyempurnaan dari produk sebelumnya, Winchester Model 54.
Winchester 70 adalah senapan dengan sistem kokang "bolt action". Artinya, kokang senapan dioperasikan secara manual dengan membuka dan menutup lubang peluru di laras.
Winchester 70 masih diproduksi di New Haven hingga tahun 2006. Mulai tahun 2007, produksi diambil alih oleh perusahaan Belgia, FN Herstal, dan dipindahkan ke Columbia, South Carolina pada tahun 2012. Pada tahun 2013, produksi Winchester 70 dipindahkan ke Portugal.
Selain dipakai oleh aparat penegak hukum, Winchester juga digunakan di dunia kemiliteran. Pada tahun 1942, Korps Marinis AS sudah memiliki ratusan pucuk Winchester 70. Namun, Marinir AS masih mengandalkan senapan Springfield M1903 untuk senjata utama para snipernya. Winchester 70 masih dipakai sebatas untuk latihan.
Winchester 70 mulai dipakai pada Perang Korea tahun 1950 hingga 1953. Memang, senapan ini tidak pernah menyandang status sebagai senapan standar bagi korps Marinir AS. Namun, Winchester 70 masih terus dipakai, termasuk dalam Perang Vietnam, sebelum akhirnya digantikan oleh senapan Remmington Model 700 yang dinilai lebih memenuhi standar militer.