Namun, penyakit yang menggerogoti tubuhnya membatasi ruang geraknya. Menyadari umur anaknya tak akan lama lagi, ayah dan ibu Brett merancang sebuah pesta dansa di rumah sakit tempat Brett dirawat. Di hadapan keluarga dan 50 teman sekolahnya, Brett akhirnya bisa berdansa dengan Tretonom. Brett menghembuskan nafas terakhir beberapa hari usai pesta dansa tersebut.
Sumbangkan seluruh mainan untuk anak lain
Permintaan terakhir bocah asal California, Amerika Serikat yang satu ini amatlah menyentuh. Nathan Garcia nama bocah tersebut.
Ia divonis mengidap kanker dan dinyatakan sulit sembuh meski telah menjalani operasi dan kemoterapi. Di ulang tahun ke-13 nya, yang ternyata menjadi ulang tahun terakhirnya, Nathan memutuskan untuk menyumbangkan seluruh mainannya kepada anak-anak lain di rumah sakit tempat ia dirawat.
Berita tentang Nathan menginspirasi komunitas amal setempat untuk membantu gerakan mengumpulkan mainan untuk disumbangkan. Total, terkumpul 4.000 mainan yang akhirnya dibagikan ke anak-anak di rumah sakit dua hari setelah Nathan meninggal dunia.
Bertemu dengan anjing kesayangan sebelum mati
Kevin McClain nama tunawisma malang asal Cedar Rapids, Iowa, Amerika Serikat ini. Kevin menghabiskan masa hidupnya di atas sebuah mobil tua bersama anjing kesayangannya, Yurt, lantaran tidak mempunyai rumah.
Pada bulan Mei 2011 Kevin jatuh sakit dan hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa ia menderita kanker paru-paru. Petugas paramedis melarikan Kevin ke rumah sakit untuk mendapat perawatan, sementara Yurt, si anjing, dipindahkan ke sebuah rumah penampungan.
Kondisi Kevin terus memburuk. Jelang ajalnya, Kevin memohon agar bisa dipertemukan kembali dengan Yurt untuk terakhir kalinya. Sama dengan Kevin, bertemu dengan tuannya, Yurt benar-benar tampak girang. Sayang kebersamaan mereka tak berlangsung lama. Kevin meninggal dunia dua hari setelah bertemu dengan Yurt.