Dia sadar kedatangan suara.com untuk menanyakan perihal pemenangan tender UPS.
Arya yang sudah membantu di perusahaan ini selama tiga tahun mengatakan tidak ada masalah dengan lelang UPS ketika itu. Secara administrasi, semua sudah dipenuhi.
"Itu lelang sudah selesai. Barangnya (UPS) juga sudah di SMK 53," kata Arya.
CV ini, kata dia, ikut program lelang di pertengahan 2014. Seingat Arya, ketika itu mendekati Hari Raya Lebaran Idul Fitri. Namun, dia lupa kapan pengumuman pemenang lelang.
"Kita daftar LPSE (Lelang Elektronik), kita masukan dokumen sesuai kualifikasi, dan tinggal tunggu pengumuman panitia lelang. Kalau kita tidak sesuai, kita gugur," kata Arya.
Perusahaan ini, lanjut Arya, sudah berdiri sejak lima tahun lalu dan selama itu pula menempati kantor ini. Arya mengungkapkan CV ini merupakan bisnis keluarga. Masih ada lima perusahaan lagi yang dimiliki keluarga ini.
Terkait proyek lelang UPS, Arya mengatakan CV Bukit Terpadu tahu informasinya dari rekanan. Harga Penawaran Sendiri (HPS) yang ditawarkan pemerintah untuk pengadaan UPS tadi sebesar Rp6 miliar.
Namun, dia mengaku tidak tahu dari mana alat UPS didapatkan. Semengetahuannya alat tersebut didatangkan dari distributor.
"Kalau UPS itu bukan kita yang ngerjain. Kita ambil dari distributor," kata dia.
Setelah muncul pengumuman lelang, perusahaan meminta distributor untuk langsung memasang di SMK 53.