Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menanggapi santai rencana akan dilaporkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) DKI Jakarta ke Komisi Pemberantasan Korupsi dan Bareskrim Mabes Polri.
"Nggak apa-apa laporin aja. Nggak apa-apa bagus dong. Saling lapor bagus dong," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (2/3/2015).
Ahok bahkan menanggapi tudingan yang dilontarkan DPRD DKI, terkait dugaan aksi sogok terhadap oknum DPRD.
"Kemarin Sekda (sekertaris daerah), kok sekarang jadi nuduh gua yang sogok. Bener nggak kok sekarang gua? Terus gua bego banget sogok pake UPS, sogok tuh pake lamborghini dong," kata Ahok.
"Lapor aja ngga apa-apa, makin panas bagus dong. Laporin aja ke bareskrim nggak apa apa," tambah Ahok.
Sebelumnya Ketua Tim Hak Angket DPRD Muhammad Ongen Sangadji mengancam akan melaporkan Ahok ke Bareskrim dan KPK Senin (9/3/2015), pekan depan. Laporan itu untuk membalas aksi Ahok yang terlebih dahulu melaporkan dugaan adanya dana siluman sebesar Rp12,1 triliun di APBD Jakarta ke KPK.
"Senin kita akan ke KPK dan ke Bareskrim. Ada beberapa laporan yang kita laporkan, pertama tentang pemalsuan dokumen, yang kedua tentang penyuapan. Penyuapan terhadap lembaga DPRD Provinsi DKI Jakarta sebanyak 12,1 triliun," kata Ongen di ruang fraksi Partai Hanura, lantai 5 gedung DPRD DKI Jakarta.
Ongen juga mengatakan, sebelum melaporkan ke dua lembaga itu, terlebih dahulu akan mendatangi Kementerian Dalam Negri untuk menanyakan draf yang telah dikirimkan Ahok besok, Selasa (3/3/2015).
Salah satu pos anggaran yang dicurigai Ahok adalah pembelian uninterruptible power supply (UPS) atau alat untuk penyimpan daya yang nilainya mencapai Rp6 miliar setiap sekolah. Ternyata, pengelola sekolah mengatakan tidak pernah mengajukan anggaran itu.