Suara.com - Mahasiswa UPI Bandung yang tewas terseret mobil sejauh 30 kilometer, Firman Nurhidayat (21), di Jalan Raya Kebon Kopi, Kota Cimahi, merupakan anak yang diharapkan orang tuanya dapat memperbaiki kehidupan ekonomi keluarga.
"Sangat kehilangan. Saya kuliahkan anak saya agar ke depan jadi tulang punggung bagi keluarga," kata Supardi, ayah korban, di rumah Kampung Kebon Kopi, Kelurahan Cibeureum, Kecamatan Cimahi Selatan, Minggu (1/3/2015).
Korban berstatus mahasiswa jurusan Teknik Mesin semester IV itu adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan suami istri Supardi dan Sudirahayu.
"Siapa yang menyangka anak saya akan meninggal," kata Supardi.
Ia mengungkapkan anaknya yang ahli merakit dan memperbaiki komputer itu dikenal baik. Meskipun pendiam, ia mudah bergaul sehingga memiliki banyak teman.
"Anaknya ini, anak baik. Anak saya suka diminta tolong teman-temannya yang ingin merakit atau memperbaiki komputer," kenang dia.
Sebelum kejadian itu, kata Supardi, Firman lebih banyak diam di kamar dan sangat dekat dengan adiknya.
Bahkan, lanjut dia, anaknya itu sempat bilang kepada adiknya akan memberikan telepon seluler bekasnya setelah dia mendapatkan ponsel baru.
"Anak saya bilang ke adiknya nanti hape abang buat kamu, karena abang mau dibelikan hape baru," katanya.
Ia berharap polisi menghukum pelaku seberat-beratnya karena telah menghilangkan nyawa anaknya secara mengenaskan.