Suara.com - Gubernur Jakarta Basuki Purnama (Ahok) akhirnya buka-bukaan, menyusul serangan hak angket DPRD Jakarta yang hendak memakzulkan dirinya menyangkut polemik pengajuan draft APDB 2015.
Ahok mengungkapkan alasan tidak menyetujui sejumlah mata anggaran karena diduga ada ‘titipan’ khusus dari anggota DPRD Jakarta pada APBD 2014. Atas pengalaman itu, dia berkeras tidak menandatanganinya.
"Kalau 100 persen tanda tangan kan kamu disingkirkan, nah saya berfikir, kalau saya tidak transparan, untuk apa saya jadi Gubernur," tegas Ahok di Balaikota Jakarta, Jumat (27/2/2015).
Suami dari Veronica Tan itu juga memberikan beberapa contoh dana siluman yang dimasukan DPRD di Dinas Pendidikan, diantaranya :
1. Pengadaan CCTV Sekolah Dasar (SD): Rp4,5 miliar.
2. Pengadaan Perangkat Sains: Rp3 miliar.
3. Pengadaan Alat Peraga Anak Usia Dini: Rp15 miliar
4. Program Profesional Development Teacher: Rp 25 miliar
5. Program Class Room Audio System: Rp5 miliar
6. Pengadaan Alat Percepatan Peningkatan mutu Pembelajaran (e-smart teacher): Rp 4,9 miliar
Ahok menyampaikan, kalau enam contoh yang dia sebutkan masih mencakup semua ‘dana siluman’.
"Masih banyak, ini satu sekolah. Sekolah hancur kok, masuk akal enggak? Saya lebih baik disiriki jadi gubernur tapi seluruh rakyat Indonesia menilai sendiri masuk akal nggak, sekolah jelek beli UPS yang 6 miliar," tutup Ahok.