Remaja Jepang Diduga Bunuh Bocah dengan Meniru Gaya ISIS

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 27 Februari 2015 | 15:34 WIB
Remaja Jepang Diduga Bunuh Bocah dengan Meniru Gaya ISIS
Algojo ISIS pemimpin eksekusi massal terhadap 21 warga Mesir. (Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Polisi Jepang, pada Jumat (27/2/2015), menangkap seorang remaja yang diduga membunuh seorang pelajar 13 tahun. Pembunuhan itu menghebohkan Jepang karena pelaku diduga terinspirasi oleh cara eksekusi algojo kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Jasad Ryota Uemura ditemukan dalam keadaan telanjang bulat dekat sebuah sungai pada Jumat pekan lalu. Pada lehernya tampak luka menganga pada leher Uemura, diduga karena berkali-kali dilukai menggunakan sebuah pisau, yang ditemukan di dekat lokasi penemuan mayat.

Perhatian publik Jepang sangat tersedot oleh kasus ini dan beberapa media secara detail memberitakan penyelidikan kasus tersebut, termasuk bagaimana ponsel korban mengirim permintaan pertemanan (friend request) ke sejumlah orang di sebuah aplikasi pesan singkat di sekitar waktu kematiannya.

Mingguan Shukan Shincho, yang sangat populer di Jepang, melaporkan bahwa luka-luka yang ditemukan pada tubuh korban menunjukkan bahwa siapa pun yang membunuh Ryota tampaknya berupaya untuk memenggal kepala bocah malang itu.

"Beberapa penyidik menduga sang tersangka menonton video internet yang menunjukkan pembantaian sandera oleh ISIS dan ingin meniru mereka," tulis majalah itu, mengutip sumber internal polisi.

Jepang sendiri adalah korban kebengisan ISIS. Dua warganya, Kenji Goto dan Haruna Yukawa, dipenggal oleh algojo ISIS di Suriah pada Januari lalu.

Polisi Kanagawa pada Jumat menangkap seorang remaja lelaki berusia 18 tahun, yang namanya tak diungkap ke publik karena masih di bawah umur menurut hukum Jepang. Selain itu, polisi juga dikabarkan sedang mencari dua remaja lainnya dalam kasus pembunuhan yang terjadi di Kawasaki, sebuah kota industri di barat daya Tokyo.

Ryotam yang duduk di bangku sekolah menengah diduga mengenal para tersangka dan sering menjadi korban kenakalan para pelaku. Kejahatan dengan kekerasan fisik sangat jarang terjadi di Jepang dan karenanya kasus ini sangat menarik perhatian media. (News 7/AFP)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI