Suara.com - Setelah menghabiskan waktu selama 67 tahun sebagai suami istri, tidak ada yang bisa dipertanyakan bagaimana Floyd dan Violet Hartwig akan mengakhiri hidupnya selain bersama-sama. Ketika kondisi kesehatan keduanya memburuk, anak-anak mereka mendekatkan tempat tidur Floyd dan Violet di rumah sakit.
Sang anak meletakkan tangan ayahnya di atas tangan ibunya. Floyd (90 tahun) meninggal lebih dulu, Violet (89 tahun) menyusul lima jam kemudian. Mereka meninggal pada 11 Februari lalu di rumahnya di Easton, Fresno County, California, Amerika Serikat.
Keluarga mengatakan, Floyd dan Violet mempunyai keinginan untuk meninggal di rumah itu.
“Mereka ingin bersama-sama. Itu sudah jadi takdir mereka,” kata Donna Scharton, putri mereka.
Floyd mengenal Violet sejak kecil. Mereka dibesarkan di California tengah di sebuah kawasan pertanian di Easton. Benih cinta mulai tumbuh ketika Floyd hadir dalam sebuah acara pesta dansa. Ketika itu, Floyd bekerja sebagai pelaut di angkatan laut.
Mereka menikah pada 16 Agustus 1947. Ketika tengah menjalankan tugas, Floyd membanjiri Violet dengan surat cinta. Saat Floyd tidak melaut lagi keduanya membesarkan tiga anaknya di sebuah wilayah pertanian yang kecil. Mereka menanam kapas dan kalkun.
Violet ikut membantu di peternakan dan juga pekerjaan rumah sehari-hari. Setiap pagi, Violet selalu menyiapkan sarapan pagi untuk suami tercintanya.
“Mereka saling mendedikasikan diri satu sama lain. Bahkan orang lain yang melihat mereka mengatakan bahwa Floyd dan Violet mempunyai keterkaitan satu sama lain,” kata Donna.
Setelah Floyd meninggal, Cyntia – cucu dari pasangan itu – mengatakan kepada neneknya bahwa dia juga bisa pergi. Dia mengatakan, sang kakek tengah menanti kedatangannya.
Cynthia mengatakan, kisah cinta Floyd dan Violet merupakan contoh dari pernikahan yang berlangsung abadi.
“Sangat menyenangkan apabila dunia bisa kembali ke inti dari pernikahan. Saya rasa orang sudah tidak menyadari hal itu lagi. Mereka harus kembali ke dasar bahwa pernikahan adalah untuk selamanya. (News.com.au)