Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengaku tak panik dengan hasil paripurna DPRD DKI yang mayoritas kesembilan fraksi setuju untuk melakukan hak angket kepadanya. Hak angket itu dilakukan anggota dewan terkait kisruh APBD DKI Jakarta tahun 2015.
"Aku sih biasa saja rapat seperti biasa (pas DPRD paripurna)," ujar Basuki yang biasa disapa Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (27/2/2015).
Sebelum ditanya wartawan terkait tanggapan hasil paripurna DPRD DKI, Ahok ternyata sudah menyiapkan bukti berupa berkas yang berisikan data yang tidak wajar dalam pembelian Uninterruptible Power Supply (UPS) di sekolah-sekolah pada tahun 2014.
"Sekarang kita lihat saja nih. (Sambil nunjukkin berkas) Ini tahun 2014 hampir semua sekolah, kita ada bukti 55 sekolah itu dianggarkan Rp6 miliar untuk UPS. Yang menang tender ini bisa begitu banyak. Saya kira ini kita lagi selidikin ini jangan-jangan pemasoknya sama. Satu sekolah pasang UPS sampai Rp5,8 miliar," jelas Ahok.
Melihat dana tak wajar yang ditemui di dinas pendidikan itu, terutama untuk keperluan sekolah, Ahok mengaku sempat bertanya kepada rekanya yang kebetulan juga bermain bergelut di bidang itu.
"Iya. Teman saya yang mainin komputer begitu canggih itu dia pasang semua UPS yang bisa 45 kva. Itu UPS apa sampai Rp6,5 miliar? Ini sudah terjadi," terang Ahok ketika membacakan isi pesan melalui telepomn genggamnya.
Mantan Bupati Belitung itu menuding, setelah anggota dewan yang menurut Ahok asik melakukan korupsi di bidang pengadaan barang, mau dimulai kembali oleh para anggota DPRD yang kini diketuai oleh Prasetyo Edi Mursadi.
"Makanya dia keenakan untung mau minta lagi sekarang, itu yang saya tolak. Silakan dia mau angket apapun saya kira DPRD masih ada yang baik juga," tutup Ahok.