Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan dua tersangka mantan Direktur Pengolahan PT Pertamina, Suroso Atmo Martoyo(SAM) dan Mantan Direktur PT Sugih Interjaya Willy Sebastian Lim (WSL).
Keduanya ditahan karena adanya dugaan korupsi terkait kasus suap proyek pengadaan bahan bakar Tetra Ethyl Lead (TEL) di PT Pertamina pada tahun 2004-2005.
Suroso sendiri sudah keluar dari Gedung KPK dengan mengenakan seragam tahanan berwarna Orange milik KPK. Dia tak banyak berkomentar soal penahanan dirinya.
"Ya kita akan ikuti proses yang ada di KPK," kata Suroso di Gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (24/2/2015).
Selain itu dia juga mengak, bahwa ada banyak pertanyaan yang diajukan penyidik KPK dalam pemeriksaannya hari ini sebelum akhirnya ditahan KPK. Dia juga belum berencana untuk mengajukan praperadilan terkait status yang disandangnya saat ini.
"Banyak, terkait materi, belum tahu, ikuti proses dulu," tambahnya sambil memasuki mobil tahanan menuju Rutan Cipinang, Jakarta Timur.
Sementara rekannya yang menjadi penyuap dalam kasus tersebut, Willy baru saja keluar dan tak sedikit pun memberkan komentar lalu pergi dengan mobil tahanan KPK menuju Rutan Guntur.
Dalam kasus ini, Suroso Atmo Martoyo dituding menerima suap dari Direktur PT Sugih Interjaya Willy Sebastian Lim. Maksud pemberian kepada pejabat di Pertamina itu yakni supaya Pertamina bersedia mengimpor bensin bertimbal dari Inggris.
Suroso Atmo sendiri ditetapkan menjadi tersangka medio akhir November 2011 silam. Atas perbuatannya, Suroso dijerat dengan Pasal 12 huruf a atau b dan atau Pasal 11 UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan Tipikor.
Willy ditetapkan menjadi tersangka oleh KPK pada 2 Januari 2012 silam. Willy dijerat dengan Pasal 5 Ayat 1 huruf a dan b, Pasal 13 UU Nomor 20/2001 tentang Pemberantasan Tipikor.
PT Soegih Interjaya sendiri diketahui merupakan agen utama perusahaan minyak asal Inggris, Innospec, Ltd. Sejumlah pejabat Indonesia saat itu disebutkan telah menerima suap dari perusahaan multinasional di Inggris tersebut.
Ari Soemarno disebut-sebut salah satu pihak yang ikut kecipratan uang haram tersebut. Dalam proses penyidikan kasus yang pernah mandek itu, KPK telah memeriksa sejumlah pihak sebagai saksi.Salah satunya, Ari Soemarno.
Saat kasus itu bergulir, Ari menjabat sebagai Dirut Pertamina. Beberapa pihak juga sudah dikenai pencegahan agar tidak pergi meninggalkan Indonesia.
Nama yang dicegah bepergian ke luar negeri antara lain mantan Dirjen Migas Rachmat Sudibyo, mantan Wakil Dirut Pertamina Mustiko Saleh, serta mantan Direktur Pengolahan Pertamina Suroso Atmomartoyo.
Sementara tiga nama lainnya yang dikenai pencegahan adalah dua Eksekutif PT Sugih Interjaya Willy Sebastian dan Muhammad Syakir, serta seseorang bernama Herwanto Wibowo.
Pada 5 Agustus 2010 silam, The Securities and Exchange Comisssion, yaitu penegak hukum Amerika Serikat menyatakan Innospec bersalah karena menyuap pejabat Indonesia untuk menghalangi pelarangan bahan pembuat bensin bertimbal.
Selain itu, Petinggi Innospec David Turner juga telah dijatuhi hukuman dengan membayar denda 25 ribu poundsterling. Sidang Pengadilan Southwark Crown, Inggris juga menghukum Innospec dengan denda USD12,7 juta.