Suara.com - Mahkamah Agung, pada Senin (23/2/2015), megatakan telah menolak permohonan kasasi mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar. Dengan penolakan itu Akil akan tetap menjalani sisa hidupnya di dalam penjara.
"Permohonan kasasi M Akil Mochtar yang dijatuhi hukuman seumur hidup oleh Pengadilan Tinggi DKI, tidak dikabulkan oleh Mahkamah Agung," kata Anggota Hakim Ad Hoc Tipikor Mahkamah Agung, Krisna Harahap, di Jakarta.
Di sisi lain MA juga menolak permohonan jaksa penuntut umum KPK yang menginginkan hukumannya ditambah dengan membayar denda sebesar Rp10 miliar.
Krisna Harahap menjelaskan, permohonan kasasi ditolak antara lain dengan pertimbangan bahwa Akil Mokhtar adalah seorang hakim Mahkamah Konstitusi yang seharusnya merupakan negarawan sejati yang steril dari perbuatan tindak pidana korupsi.
"Sebagai pengawal utama konstitusi yang merupakan fundamental dan higher law sistem perundang-undangan kita, Akil Mokhtar seharusnya mengharamkan setiap usaha siapapun yang ingin menodai asas-asas demokrasi yang terkandung dalam UUD sebagaimana termaktup dalam pembukaan konstitusi RI yang merupakan filosofische gronslag bangsa," tegas Krisna.
Di tingkat pengadilan pertama, Akil Mochtar divonis seumur hidup dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi penerimaan hadiah terkait pengurusan 10 sengketa pemilihan kepala daerah (pilkada) di MK dan tindak pidana pencucian uang.
Selain Akil, di hari yang sama MA juga menambah hukuman mantan gubernur Banten Ratu Atut Chosyiah menjadi tujuh tahun penjara dari empat tahun penjara. (Antara)
MA Pastikan Akil Habiskan Sisa Hidup di Penjara
Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 23 Februari 2015 | 18:58 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Alasan Berpotensi Kriminalisasi, MK Tolak Gugatan Dosen UII soal Perluasan Subjek Pelaku Politik Uang di Pemilu
16 Oktober 2024 | 12:34 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI