Suara.com - Presiden Joko Widodo menuding sikap Presiden Brasil Dilma Rousseff menolak surat kepercayaan Duta Besar Indonesia sebagai tata krama yang tidak lazim dalam hubungan diplomasi.
Penolakan terhadap Duta Besar Indonesia oleh Presiden Brasil, menyusul eksekusi salah seorang terpidana mati kasus narkoba beberapa waktu lalu di Nusakambangan, Jawa Tengah.
"Ya kalau hal-hal seperti itu menurut saya sebuah tata krama yang tidak lazim," kata Joko Widodo saat blusukan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Kecamatan Panimbang, Pandeglang, Banten, Senin (23/2/2015).
Atas tindakan tersebut, Jokowi langsung memerintahkan menteri luar negeri untuk menarik duta besar Indonesia untuk Brasil.
"Hari jumat sudah saya perintah untuk duta besar kita ditarik pulang. Itu perintah saya," tegasnya.
Jokowi juga mengatakan masih mempertimbangan untuk membekukan hubungan diplomatik dengan Brasil.
“Ya kita lihat nanti,” ujar Jokowi.
Presiden Brasil Dilma Rousseff menolak surat kepercayaan Duta Besar Indonesia setelah Pemerintah Indonesia telah melakukan eksekusi terhadap terpidana mati kasus narkotika sejumlah enam orang terdiri dari satu orang warga negara Indonesia dan lima orang merupakan warga negara asing pada 18 Januari lalu.
Dari kelima orang WNA itu terdapat warga negara Brasil bernama Marco Archer karena dinyatakan bersalah melakukan perdagangan narkoba.
Sementara itu satu warga Brasil dijadwalkan dieksekusi mati di Indonesia atas dasar pelanggaran hukum yang sama. (Antara)