Dua Terpidana Tabah Hadapi Eksekusi, Keluarga Berterimakasih

Ruben Setiawan Suara.Com
Minggu, 22 Februari 2015 | 20:52 WIB
Dua Terpidana Tabah Hadapi Eksekusi, Keluarga Berterimakasih
Ibunda terpidana mati Andrew Chan (kanan)dan saudara Andrew, Michael. (Reuters/Darren Whiteside)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perwakilan keluarga terpidana mati berkewarganegaraan Australia yang merupakan anggota kelompok "Bali Nine" menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas rehabilitasi narkoba terhadap Myuran Sukumaran dan Andrew Chan.

"Kami berterima kasih kepada pemerintah Indonesia, pejabat kepresidenan, dan sukarelawan atas program rehabilitasi secara holistis," kata Michael Chan, saudara Andrew Chan, saat menggelar jumpa pers di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Denpasar di Kerobokan, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (22/2/2015).

Ia lebih lanjut menyatakan bahwa rehabilitasi tersebut telah mampu membawa perubahan tidak hanya bagi kakaknya, tetapi narapidana lain.

"Kami telah banyak melihat narapidana di sini menjalani pelatihan untuk mendapatkan mata pencaharian bagi hidup mereka selanjutnya," ujat pria yang gemar menato tubuhnya itu.

Kepada semua pihak, Michael juga menyampaikan terima kasih atas dukungan kepada saudaranya sehingga mereka tetap tabah di tengah suasana menjelang eksekusi mati.

Didampingi Brinthu Sukumaran, adik kandung Myuran Sukumaran, juga menyampaikan rasa terima kasih atas dukungan semua pihak kepada kakaknya.

Keduanya, lanjut dia, selama ini sanggup membantu menyiapkan program bantuan kepada masyarakat Indonesia, khususnya bagi rekan sesama narapidana di lapas setempat.

"Mereka (Myuran dan Andrew) menghormati orang Indonesia dan budaya Indonesia. Melalui dukungan sistem keadilan di Indonesia, mereka sanggup membantu menyiapkan program bantuan untuk membantu masyarakat, termasuk kepada mereka sendiri ke arah lebih baik," katanya.

Dalam jumpa pers untuk pertama kalinya yang disampaikan langsung anggota keluarga terpidana itu, keduanya hanya menyampaikan pernyataan. Mereka tidak menerima tanya jawab kepada awak media.

Hingga saat ini, belum diketahui pemindahan kedua narapidana itu ke Pulau Nusakambangan, Jawa Tengah.

Kejaksaan Tinggi Bali sendiri saat ini tengah berkoordinasi dengan Lapas Nusakambangan terkait dengan kesiapan mereka menerima narapidana yang ditangkap pada tahun 2005 karena menyelundupkan heroin seberat 8,2 kilogram itu. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI