Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 1.170 kepala keluarga terkena dampak banjir bandang yang menerjang lima desa di Kecamatan Serano, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, membutuhkan kebutuhan dasar.
"Sebanyak 1.170 KK dari Desa Labuan Jambu, Desa Labuan Pidang, Desa Banda, Desa Batu Lanteh dan Desa Labi Bontang terdampak dari banjir bandang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu malam (21/2/2015).
Kerusakan akibat banjir dari masing-masing desa meliputi Desa Labuan Jambu adalah 460 unit rumah terendam, enam unit rumah hanyut, 49 ekor sapi hanyut, 35 hektare lahan padi terendam, 15 hektare jagung terendam, empat unit "speed boat" hanyut dan dua unit perahu hanyut.
Di Desa Labuan Pidang, sebanyak enam unit rumah hanyut, 150 unit rumah terendam, 14 ekor sapi/kerbau hanyut, 15 hektare lahan padi terendam, 10 hektare lahan jagung terendam dan dua unit "speed boat" hanyut.
Di Desa Banda, terdapat dua unit rumah hanyut, 400 rumah terendam, 28 ekor sapi hanyut, 30 hektare lahan padi dan dua hektare jagung terendam, serta pagar sekolah dan kantor desa rusak.
Ada pun di Desa Batu Lanteh tercatat lima unit rumah hanyut, 150 unit rumah terendam, tiga ekor sapi hanyut dan 25 lahan padi terendam.
Sementara di Desa Labi Bontang ada 10 unit rumah terendam, 10 ekor sapi hanyut, 20 ton garam hanyut dan satu unit pabrik garam rusak sedang.
BPBD sudah memberikan bantuan berupa dua tanki air bersih, 400 dus air mineral, 400 dus mie instan serta 5.000 nasi bungkus.
Sutopo mengatakan, kondisi saat ini di sebagian wilayah banjir sudah mulai surut meski tingginya masih sekitar 70 centimeter.
"Kebutuhan mendesak adalah semua kebutuhan dasar bagi korban karena persediaan logistik di BPBD provinsi sudah habis. Korban memerlukan bantuan makanan siap saji, pakaian, selimut, minyak goreng, susu, obat-obatan dan lainnya," ujarnya.